Nunukan (ANTARA Kaltim) - Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana TNI Dr Marsetio mengatakan renovasi atau pembangunan tugu perjuangan Dwikora di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sebagai bentuk penghargaan kepada jasa-jasa pahlawan.
Ia menambahkan, program ini menjadi inisiatif Mabes TNI AL untuk memperhatikan monumen-monumen yang berkaitan dengan perjuangan mempertahankan atau merebut kembali wilayah negara kesatuan RI (NKRI) dari tangan penjajah.
Marsetio yang pernah bertugas sebagai Satuan Tugas Ambalat di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan ini menegaskan, satu unit tank PT-76 dan meriam Howitzer serta jangkar buatan Rusia yang dipasang di Tugu Dwikora Kabupaten Nunukan tersebut merupakan peninggalan TNI AL yang digunakan kala itu.
Keberadaan alat perang para pahlawan tersebut telah dihibahkan Mabes TNI AL kepada sejumlah daerah di Indonesia yang menjadi tempat atau lokasi perjuangan para pahlawan kita berjuang mempertahankan wilayah NKRI dari tangan penjajah.
"Pejuang Dwikora waktu itu memang menggunakan alat perang ini sehingga kita (TNI AL) membagikan kepada daerah yang memang menjadi lokasi perjuangan para pahlawan kita mempertahankan NKRI kala itu," sebut Marsetio kepada wartawan usai meresmikan Tugu Perjuangan Dwikora Nunukan yang terletak di samping Puskesmas Kecamatan Nunukan bersebelahan dengan Alun-Alun kota.
"Soal Tugu Dwikora ini, sengaja dibangun sebagai bentuk penghargaan kepada jasa-jasa para pahlawan pendahulu kita," ucap dia.
Kasal juga menyampaikan bahwa pengganti tank yang dipasang di Tugu Perjuangan Dwikora tersebut telah mendapatkan ganti dimana Mabes TNI AL telah mendatangkan sebanyak 54 tank Amphibi baru untuk alutsista TNI AL.
Makanya, tank-tank yang usianya telah usur Mabes TNI AL menghibahkan kepada daerah-daerah yang memiliki nilai sejarah terhadap perjuangan mempertahankan negara saat masa penjajahan salah satunya di Kabupaten Nunukan.
Tugu Perjuangan Dwikora di Kabupaten Nunukan yang diresmikan Kasal tersebut direnovasi selama 40 hari oleh prajurit TNI AL yang bertugas di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dengan menggunakan anggaran dari Mabes TNI AL dibantu pemerintah daerah dan sumbangan dari masyarakat setempat.
Selain untuk penghargaan jasa-jasa pahlawan pejuang masa lalu, monumen ini juga dapat menjadi lokasi wisata sejarah bagi masyarakat setempat. (*)