Sangatta, (ANTARA Kaltim) - Kepala Staf TNI-AL Laksamana TNI DR Marsetio mempertimbangkan permintaan warga Kabupaten Kutai Timur, agar status pangkalan TNI-AL (Lanal) Sangatta dari tipe C menjadi B, guna meningkatkan kapasitas perlindungan terhadap sejumlah obyek vital yang ada di daerah itu.
Peningkatan status itu juga sekaligus memenuhi tuntutan operasional sehubungan daratan dan pantai wilayah tersebut merupakan pusat latihan gabungan (Latgab) TNI di Indonesia.
"Kami menyimak dengan seksama apa yang disampaikan Bupati Kutai Timur Isran Noor tentang peningkatan status itu," kata jenderal berbintang empat itu, ketika meresmikan monumen Kudungga di Sangatta, Jumat.
Permintaan tersebut lanjut Marsetio nantinya akan disampaikan ke Panglima TNI, khususnya menyangkut personel, peralatan dan fasilitas pangkalan yang tadinya hanya kelas-C nantinya akan ditingkatkan menjadi kelas-B, sehingga keputusan tersebut sudah dapat dilaksanakan sebelum dilakukan kegiatan Latgab TNI tahun depan.
Terhadap wilayah khusus yang diberikan Kabupaten Kutai Timur untuk area Latgab TNI itu, Kasal mengungkapkan bahwa TNI sebenarnya sudah melakukan survei sejak 2005 di sejumlah wilayah di Sulawesi dan Papua, namun kawasan Kutai Timur tersebut dinilai paling ideal untuk Latgab, baik untuk kegiatan pendaratan pasukan dari laut ke darat, penerjunan, penembakan laut ke darat, penembakan udara ke darat serta aktivitas pelatihan militer lainnya.
Menyinggung persemian monumen Kudungga yang bertepatan dengan Hari Nusantara itu, Kasal dengan tulus menyebut sebagai bentuk persembahan TNI-AL kepada masyarakat setempat yang selama ini telah memberikan perhatian terhadap pengembangan TNI-AL di kawasan itu, termasuk sumbangan sebuah kapal cepat "Kudungga" dan sebuah pesawat helikopter militer yang diberikan oleh bupati Kutai Timur Isran Noor untuk memperkuat armada patroli laut.
"Kami bangga memiliki bupati yang sangat besar perhatiannya terhadap pengamanan laut dan pantai," kata Kasal, menyebut bahwa sikap Isran Noor juga memberi khasanah baru terhadap pengembangan TNI-AL dengan menulis banyak buku terhadap pertahanan maritime di Indonesia.
Bupati Isran Noor, menuingkap bahwa kehadiran Lanal di daerahnya juga memberi sumbangsih besar terciptanya rasa aman bagi para pemilih obyek vital milik Negara maupun swasta, khususnya industri minyak, gas, batubara dan perkebunan.
Pemilihan nama "Kudungga", tidak lain adalah nama seorang raja pertama di kerajaan Mulawarman yang dikenal memiliki kekuasaan dan kewibawaan cukup luas di nusantara dan bahkan sampai menjelajah ke Asia Tengah. Monumen tersebut berisi sebuah tank amphibi yang masih aktif walaupun dibuat tahun 1960, semuah meriam kaliber 60 mm dan sebuah jangkar dari sebuah kapal perang milik TNI-AL. (*)