Samarinda (ANTARA) - Tingkat hunian atau okupansi kamar hotel di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2022, terhitung sejak Januari hingga November berdasarkan laporan dari Kabupaten dan Kota rata-rata mengalami kenaikan.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kaltim Muhammad Zulkifli di Samarinda, Jumat mengatakan okupansi hotel terutama di Balikpapan dan Samarinda naik di atas 70 persen.
"Untuk Kabupaten dan Kota lainnya juga mulai naik di atas rata-rata 68 persen," katanya.
Zulkifli menambahkan menjelang perayaan tahun baru 2023, atau tepatnya memasuki akhir bulan Desember masyarakat sudah melakukan reservasi kamar hotel untuk merayakan pergantian tahun.
"Berdasarkan laporan saat ini hampir semua hotel sudah penuh, rata-rata kamar hotel di Kaltim 98 persen sudah terisi," jelasnya.
Peningkatan hunian kamar hotel Kaltim, menurut Zulkifli karena tahun 2022 ini tidak ada larangan mudik dan berlibur usai Idul fitri sehingga sesuai okupansi mengalami peningkatan.
"Kami optimistis okupansi masih akan terus meningkat dan tetap jalan menuju tahun depan," tuturnya.
Lebih lanjut Zulkifli mengatakan pemerintah masih mendominasi di perhotelan mencapai 30-40 persen.
Oleh sebab itu, jika pemerintah tidak mengadakan kegiatan di hotel akan berpengaruh seperti contoh pada COVID-19, sejumlah kegiatan tidak ada kemudian ada larangan tidak boleh bepergian sehingga perhotelan betul-betul terpuruk.
"Pendapatan hotel tidak saja dari kamar, kegiatan, pertemuan, gedung kemudian, laundry dan restorannya,"ucapnya.
Ia meminta masing-masing manajemen hotel memikirkan bagaimana meningkatkan pendapatan hotel, salah satunya membaca situasi maupun kondisi dengan teliti agar arah bisnis perhotelan tidak menurun.