Samarinda (ANTARA Kaltim) - Provinsi Kalimantan Timur mengalami inflasi 0,14 persen [ada Oktober 2013 atau terjadi perubahan indeks harga konsumen dari 159,74 pada September menjadi 159,97 pada Oktober.
"Inflasi terjadi lantaran ada kenaikan indeks pada kelompok makanan," kata Plh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Achmad Zaini di Samarinda, Jumat.
Selain itu, lanjutnya, kelompok transportasi dan komunikasi juga mengalami inflasi 0,37 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga mengalami inflasi 0,27 persen, kelompok kesehatan juga mengalami inflasi 0,17 persen.
Kemudian kelompok perumahan mengalami inflasi sebesar 0,05 persen, sedangkan kelompok bahan makanan dan kelompok sandang mengalami penurunan harga (deflasi), masing-masing minus 0,33 persen dan minus 0,74 persen.
Dia juga mengatakn bahwa sejumlah kelompok komoditi lainnya yang juga memberikan sumbangan inflasi adalah kelompok bahan makanan memiliki andil negatif minus 0,09 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memberikan andil inflasi 0,20 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen, kelompok sandang memiliki andil minus 0,05 persen, kelompok kesehatan memiliki andil 0,01 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02, serta kelompok transport dan komunikasi memiliki andil sebesar 0,04 persen.
Apabila dirinci menurut kota, lanjut Zaini, dari tiga kota di Kaltim yang ditunjuk menjadi patokan IHK, maka pada Oktober 2013 Kota Tarakan merupakan daerah yang paling tinggi inflasinya.
Rinciannya adalah Kota Samarinda mengalami inflasi sebesar 0,04 persen, Kota Balikpapan mengalami inflasi 0,12 persen, dan Kota Tarakan berinflasi 0,56 persen.
Ini berarti hingga Oktober 2013, inflasi kalender di Samarinda mencapai 9,98 persen, Kota Balikpapan 7,52 persen, dan Kota Tarakan mencapai 10,97 persen. Sedangkan Inflasi y on y Samarinda mencapai 10,07 persen, Balikpapan 8,47 persen, dan Tarakan 11,94 persen. (*)