Samarinda (ANTARA Kaltim)- Mengapresiasi Hari Batik Nasional, seluruh PNS maupun pegawai swasta mengenakan batik pada Rabu (2/10) kemarin. Momen ini diharapkan bukan hanya mengikuti ketentuan berseragam batik, tapi harus jadi momen melestarikan budaya bangsa.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua DPRD Yahya Anja berkaitan dengan Hari Batik Nasional. Ia berharap budaya berbatik ini tidak hanya karena ada imbauan. Meski dewasa ini ia melihat batik begitu melejit, tak hanya dikenakan pada momen-momen tertentu.
“Batik menjadi seragam pada Hari Batik Nasional. Saya melihatnya ini menjadi identitas, karena memang motif batik sangat kaya. Ini yang namanya seragam meski tak seragam,†kata Yahya.
Yahya mengatakan, pada beberapa instansi pemerintahan misalnya, ketentuan penggunaan pakaian batik sebagai seragam, berbeda-beda. Hal itu memang kebijakan masing-masing. Yahya menilainya kebijakan tersebut adalah keistimewaan tersendiri atas keberadaan batik sebagai budaya.
“Tapi jika sebagian besar instansi pemerintahan maupun swasta mengenakan batik pada hari Kamis, semisal di lingkungan Kantor Pajak, ini namanya istimewa bukan?†ungkapnya memberi contoh.
Yahya menambahkan, mencintai batik dengan implementasi mengenakan adalah wujud nyata melestarikan budaya dan karya batik.
“Motif batik tak hanya dikenakan sebagai pakaian. Banyak variasi penggunaan, baik itu sebagai interior ruangan maupun aksesoris lain, seperti karya buah tangan perajin usaha kecil menengah. Ini yang harus terus dilestarikan,†papar Yahya. (Humas DPRDKaltim/adv/lia/met)
Yahya: Berbatik sebagai Identitas Bangsa
Kamis, 3 Oktober 2013 6:08 WIB