Samarinda (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur membantu menurunkan pemanasan global dengan cara menanam pohon, seiring adanya target pemerintah setempat menurunkan emisi karbon seberat 166 juta ton hingga 2024.
"Selain menanam pohon, hari ini kami juga merawat pohon yang ditanam sebelumnya, yakni dengan membersihkan rumput liar di sekitar pohon yang masih kecil agar pertumbuhannya tidak kalah dengan rumput," ujar Helvin Syahruddin, Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim di Samarinda, Minggu.
Terdapat 10 pegawai DPMPD Kaltim yang diketuai Helvin dalam menanam dan merawat pohon di sempadan Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, kawasan Sekolah Sungai Muang tersebut.
Ada pula beberapa anggota Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Kalimantan Timur yang turut berpartisipasi dalam aksi menyelamatkan bumi di bagian Utara Kota Samarinda itu.
Helvin melanjutkan, kawasan sempadan sungai harus dijaga dan dirawat agar tetap lestari, karena fungsinya sangat banyak bagi manusia maupun bagi makhluk lain baik yang hidup di darat, di air, bahkan di udara seperti burung yang butuh makan buah-buahan.
Fungsi pohon di riparian maupun di sempadan sungai antara lain untuk filtrasi alami, sehingga air hujan tidak langsung turun ke sungai, namun ditahan dan disaring dulu oleh akar pohon sehingga air yang mengalir ke sungai tidak terlalu kotor, bahkan bisa bersih jika perakaran rapat.
Pohon juga bisa menahan abrasi sehingga mampu mencegah sedimentasi pada sungai, pohon di pinggir sungai juga untuk peneduh bagi pemancing atau warga yang ingin santai, dan hijau daun juga untuk mengurangi pemanasan global.
Ia melanjutkan, sejumlah bibit pohon yang pihaknya tanam Sabtu ini adalah durian dan sukun, sehingga ke depan di kawasan ini bukan sekadar penghijauan, tapi juga bermanfaat ekonomi bagi warga setempat.
Di kawasan Sekolah Sungai Karang Mumus tersebut sudah ada ribuan pohon penghijauan murni maupun pohon buah, yakni pohon yang ditanam oleh warga peduli sungai bersama komunitas Gerakan Memungut Sehelai Sampah (GMSS) SKM sejak 2015.
Berbagai pohon lokal SKM yang tampak di kawasan itu antara lain lai, kratom, siri-siri, ara, dan bengalon, sementara pohon buah yang sudah panen antara lain jambu kristal, sukun, sirsak, anona, dan nangka.