Samarinda (ANTARA Kaltim) - Perhelatan pesta demokrasi yang akan memasuki tahapan penyampaian visi, misi dan program calon gubernur dan Wakil gubernur (Cagub-cawagub) Kaltim. Harapan akan proses pendewasaan demokrasi dan komitmen bersama antara 3 calon yang akan berkompetisi pun datang dari berbagai kalangan, salah satunya dari Badan Pengawas Pemilu Kaltim.
Anggota Bawaslu Kaltim, Saipul Bachtar menyatakan Pilgub merupakan proses demokrasi yang lebih baik, karena memiliki calon independen. Sesuatu yang baru dan bisa dikatakan salah satu yang ditunggu, berbeda dengan dua pasangan calon lain yang di-back up parpol dan memiliki wakil di DPRD.
“Sosialisasi yang dilakukan media, sangat membantu arus informasi untuk sampai ke pada masayarkat luas. Harapannya dari ketiga calon tidak saling mengomentari visi-misi dan program pasangan satu sama lain. Jangan saling menjatuhkan,†ungkap Saipul.
Momen penyampaian visi-misi hendaknya dirangkai dengan komitmen bersama, bahwa baik cagub-cawagub maupun tim suksesnya siap menang dan juga siap kalah. “Indonesia sekarang mengalami proses yang luar biasa dengan memberikan pemahaman dan pengertian, terutama kepada yang siap kalah.
Bisa saja secara formal menyatakan siap kalah namun kenyataannya di lapangan tidak begitu. Sehingga potensi pelanggaran pilkada, baik secara masif maupun spontanitas, dipengaruhi oleh doktrin atau arahan sikap calon sendiri. Itu yang harus dihindari,†ungkapnya.
Lebih lanjut Saipul mengatakan, masyarakat tentu bisa menilai. Contohnya saat calon cagub-cawagub melakukan pelanggaran saat kampanye, di masyarakat pun timbul anggapan baru mulai saja sudah membuat pelanggaran apalagi saat menjabat sebagai gubernur.
“Harapannya agar pelanggaran bisa diminimalkan oleh semua calon gubernur, menjadi komitmen bersama masyarakat dan hal ini bisa tersosialisasi oleh tim mereka, tidah hanya calon gubernur, tim sukses dari atas sampai ke bawah,†tutur akademisi Unmul ini. (Humas DPRD Kaltim/adv/dit/dhi/met)
