Medan (ANTARA) - Guru besar Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Dr Syawal Gultom, menegaskan Pemkot Medan harus memprioritaskan pemberian beasiswa pendidikan bagi anak yatim/piatu akibat COVID-19 di daerah ini.
"Program beasiswa bagi pelajar menjadi yatim/piatu, karena orang tuanya meninggal akibat COVID-19 juga jadi satu satu poin penting saat ini," terang Syawal di Medan, Rabu (10/11).
Sebab, lanjut mantan rektor Unimed ini, bisa saja ketika orang tua meninggal dunia, maka pelajar itu menjadi putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan pendidikan karena ketiadaan biaya.
Selain itu, katanya, bagi pelajar yang berasal dari keluarga kurang mampu perlu diperhatikan, meski mereka harus mengantongi surat keterangan dari kelurahan setempat.
"Nah, ini adalah cara paling mudah memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan. Apalagi diperuntukkan bagi 300 orang, karena banyak anak yang tidak mampu tapi berprestasi. Intinya, ini adalah kebijakan yang sangat bijak," terang dia.
Seperti diketahui, Pemkot Medan membuka program kuliah gratis hingga wisuda di Universitas Prima Indonesia (Unpri) kepada 300 warga Kota Medan dengan sejumlah kriteria.
Informasi dari tim seleksi, terdapat lebih dari 1.000 pendaftar dari setiap kecamatan sesuai domisili, karena pendaftaran telah selesai dilakukan pada 26 - 31 Oktober 2021.
"Jadi kami berharap apa yang sudah dilakukan dapat dipertahankan, bahkan kalau bisa ditambah. Namun saat ini bisa dipertahankan saja, itu sangat baik," tutur rektor Unimed 2007-2011 dan 2015–2019.
"Pasti banyak orang mendukung dan mendoakan agar Pak wali selalu diberikan kesehatan. Bisa kita bayangkan, anak-anak yang mendapat beasiswa kemudian bisa bekerja dengan baik, pasti mereka akan mengingatnya," ujar Syawal.
Guru besar: Prioritaskan pemberian beasiswa bagi anak yatim akibat COVID-19
Kamis, 11 November 2021 3:41 WIB