Tim sepak bola putra Aceh melangkah ke partai final Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua seusai menjungkalkan Jawa Timur dengan skor 2-1 dalam pertandingan semifinal di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, Selasa.
Akhirul Wadhan dan Muzakkir masing-masing menyumbangkan satu gol untuk kemenangan Aceh, yang hanya bisa dibalas sekali oleh Jatim melalui Dwiki Mardiyanto.
Jatim sebetulnya mendapat kesempatan emas untuk menyamakan kedudukan lewat tendangan penalti, tetapi eksekusi Muhamad Faisol Yunus melambung di atas mistar gawang
Di partai final nanti, Aceh akan bertemu tuan rumah Papua yang di laga semifinal lain melumat Kalimantan Timur 5-1 di Stadion Mandala.
Pelatih kepala Rudy Keltjes melakukan empat perubahan dalam susunan pemainnya, termasuk dengan langkah menurunkan dua penyerang tajam Faisol Yunus dan Dian Sasongko sejak awal, setelah keduanya memulai pertandingan sebelumnya dari bangku cadangan.
Sementara di kubu Aceh pemain sayap Ridha Umami rupanya sudah cukup bugar untuk diturunkan kembali sejak awal, meski di laga sebelumnya ia sempat mengalami cedera. Selain itu pelatih kepala Fakhri Husaini melakukan dua perubahan dengan dimainkannya bek sayap Rezal Mursalin dan gelandang Khairil Anwar.
Sayangnya Khairil mengalami cedera di awal laga dan harus ditarik keluar saat pertandigan belum genap berusia 10 menit untuk digantikan Alvin Abdul Halim Nasution.
Kendati Jatim relatif lebih banyak menguasai bola maupun melancarkan serangan, justru Aceh yang berhasil membuka keunggulan lewat gol Akhirul Wadhan pada menit ke-22.
Berawal dari kegagalan Jatim mengantisipasi situasi lemparan ke dalam yang dikirimkan Khairunnas, bola liar mampu dikendalikan oleh Akhirul Wadhan yang menusuk ke dalam kotak penalti lantas memperdaya kiper Eko Saputro dengan tembakan lob ke area tiang jauh.
Jatim yang berusaha memanfaatkan lebar lapangan nyaris menyamakan kedudukan pada menit ke-37, sayang tembakan sudut sempit Faisol Yunus dari sisi kiri masih terlalu lambung di atas gawang Aceh.
Upaya serangan yang terus dilancarkan Jatim mampu diredam oleh barisan pertahanan Aceh yang menjaga keunggulan 1-0 hingga turun minum.
Jatim kembali dari turun minum dengan ambisi untuk bangkit, tetapi yang terjadi malah Aceh berhasil menggandakan keunggulan mereka lewat gol Muzakir saat babak kedua belum genap berjalan dua menit.
Sebuah serangan balik yang diawali perebutan bola di lini tengah membuka celah bagi Akhirul Wadhan merangsek ke dalam kotak penalti dan melepaskan tembakan terukur yang masih bisa dihalau Eko Saputro.
Namun, antisipasi Eko Saputro tak sempurna dan bola muntah bergulir ke hadapan Muzakir yang berdiri bebas tanpa kawalan untuk membobol gawang Jatjm.
Jatim nyaris segera memberi balasan instan selepas sepak lanjut, tapi sayang tembakan Faisol Yunus masih mengarah tepat ke pelukan kiper Chairil Zul Azhar.
Determinasi para pemain Jatim akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-53 saat umpan lambung ke dalam kotak penalti lawan gagal diantisipasi para pemain Aceh dan bola jatuh di hadapan Dwiki Mardiyanto, yang kemudian melepaskan tembakan tak terhentikan Chairil Zul Azhar demi mengubah kedudukan jadi 1-2.
Sejak gol tersebut, Jatim kembali mengambil kendali permainan dan nyaris menyamakan kedudukan pada menit ke-66 saat tendangan bebas kiriman Dian Sasongko ditanduk oleh Malik Prayitno, tapi bola bisa diamankan Chairil Zul Azhar.
Situasi itu menciptakan kemelut di depan gawang, tapi sepakan terakhir Malik Prayitno hanya menghantam sisi luar jala gawang Aceh.
Pada menit ke-73, Aceh hampir merestorasi keunggulan mereka ketika penyerang pengganti Perda Rachman sudah berhadapan satu lawan satu dengan Eko Candra, tapi sontekannya masih berakhir tak menemui sasaran.
Jatim lantas mendapatkan kesempatan emas saat diberi hadiah tendangan penalti oleh wasit Thoriq M. Alkatiri saat Arief Catur Pamungkas dijatuhkan oleh M. Fayrushi di dalam kotak terlarang pada menit ke-82.
Namun, Faisol Yunus yang menjadi algojo malah melepaskan tendangan penalti yang terlalu tinggi di atas mistar gawang.
Skor 2-1 bertahan hingga turun minum dan Fayrushi sang kapten Aceh menjadi salah satu sosok yang tampak lega sebab kesalahannya tak harus dibayar mahal oleh timnya.
Pertemuan Aceh kontra Papua menjadi laga ulangan final PON 1993 Jakarta, yang berakhir dengan kemenangan Papua.