Penajam ( ANTARA Kaltim) ) - Sekitar 300 hektare lahan persawahan di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terancam terserang hama wereng coklat.
Salah seorang Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Babulu, Hambali, Rabu mengatakan saat ini sudah hampir 90 hektare sawah petani di Kecamatan Babulu sudah terserang hama.
"Serangan hama wereng coklat terus meluas menyerang lahan persawahan di wilayah Babulu dan petani kesulitan untuk membasmi hama tersebut,"katanya.
Menurut dia awalnya sekitar 15 hektare sawah yang terserang hama, kemudian meluas hingga 30 hektare yang diserang dan saat ini sekitar 90 hektare sawah milik petani terserang wereng coklat.
Hambali mengatakan jika serangan hama tersebut tidak segera dikendalikan, maka sekitar 300 hektare dari sekitar 6.000 hektare luasan sawah di wilayah Babulu akan terancam terserang hama wereng coklat.
Sebelumnya serangan hama juga terjadi di Desa Saloloang, Kecamatan Penajam, dimana sekitar 20 hektare sawah diserang hama tikus dan walang sangit.
Selain lahan persawahan, Sekitar 40 hektare lahan perkebunan kelapa sawit milik petani di Kecamatan Waru, juga terserang hama ulat api. Akibatnya, produksi kelapa sawit menurun hingga 500 kg/hektare perbulan.
Sementara itu, Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DP3K) bersama Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten PPU, masih terus berupaya menangani serangan hama yang menyerang lahan persawahan dan perkebunan sawit tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3K Kabupaten PPU, Rahman Nurhadi mengatakan, pihaknya masih menindaklanjuti serangan hama yang menyerang lahan persawahan milik masyarakat dan mencari formula untuk memberantas hama tersebut.
Menurutnya, penggunaan pestisida sudah dilakukan untuk membasmi hama yang menyerang sawah masyarakat namun belum mampu mengetasi serangan hama. Sementara persediaan pestisida di DP3K terbatas.
"Untuk mengatasi keterbatasan pestisida, kami menanggulangi spot-spot lahan yang terserang hama serta menganjurkan petani untuk melakukan penangkapan tikus secara tradisional menggunakan bubu atau perangkap tikus," kata Rahman.
Dishutbun, juga sudah menurunkan tim pemantau dan pemberantas ulat api yang menyerang perkebunan kelapa sawit masyarakat.
"Kami telah melakukan upaya pemberantasan ulat api. Namun, karena terbatasnya tenaga dan peralatan, kami meminta bantuan PT Waru Kaltim Plantation (WKP) berupa alat fogging serta obat-obatnnya untuk mengatasi hama tersebut," jelas Kepala Dishutbun Kabupaten PPU Andi Iskandar Hamala.
Menurutnya Dishutbun sudah melakukan langkah secara teknis dan non teknis di lapangan. Bahkan, tim Dishutbun Provinsi Kaltim ikut terlibat untuk memberantas hama ulat api yang menyerang sekitar 40 hektare lahan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat tersebut.(*)