Sangatta (ANTARA Kaltim) - Sebuah Perusahaan tambang batu bara nasional, PT Nusantara, yang saat ini sedang melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah Pedalaman Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mempekerjakan sekitar 75 persen penduduk lokal dari total karyawannya.
Gerawan, 44 Tahun, satu di antara warga Desa Long Nyelong yang direkrut menjadi karyawan, Selasa (5/2), mengatakan, sebanyak 75 persen dari total karyawan yang bekerja pada PT Nusantara itu berasal dari tiga desa sekitar perusahaan, yaitu Desa Long Nyelon, Desa Long Pejeng dan Desa Rantau Sentosa.
Menurut dia, masyarakat sangat senang dan bersyukur karena perusahaan mau merekrut dan memberikan kepercayaan sebagai karyawan, meskipun saat ini sebagai tenaga kerja harian lepas.
"Saya sendiri sangat bangga karena mendapat kepercayaan PT Nusantara dengan posisi yang membidangi `Identifikasi Lahan`. Bertugas untuk memfasilitasi Penyelesaian jika ada permasalahan lahan antara perusahaan dengan masyarakat setempat," kata Gerawan.
Tetapi syukurlah, karena selama saya bergabung sebagai tim identifikasi lahan, tidak ada masalah, karena kalau ada warga yang mengklaim sebagai pemiliknya langsung ditinjau kelapangan, sehingga semuanya cepat selesai.
"Keberadaan Perusahaan Tambang batu bara di daerah kami merupakan anugerah, karena sejak lama kami ingin bekerja seperti masyarakat didaerah lain, seperti perusahaan pertambangan, perusahaan perkebunan kelapa sawit dan perusahaan lainnya," ujarnya.
Ia berharap, perusahaan itu berhasil eksploirasi dan nantinya bisa mengeksploitasi dan memproduksi agar penghasilan naik dan masyarakat semakin sejahtera.
"Yang pasti kami senang bisa bekerja di kampung sendiri sebagai karyawan tambang batu bara dan mendapat upah setiap bulannya untuk membiayai keluarga," kata Gerawang.
Dikatakannya, saat ini upah sebagai tenaga kerja lepas sebesar Rp65.000 per hari atau sekitar Rp1.690.000 per bulan. Setiap hari minggu kami libur untuk beribadah, makanya hari kerja hanya dua puluh enam hari dalam sebulan.
"Upah kami Rp65.000 per hari dibayar setiap tanggal 1 setiap bulan, makan ditanggung perusahaan, ada uang lembur dan pengobatan ditanggung perusahaan PT Nusantara. Bahkan warga sekitar dibantu perusahaan kalau ada yang sakit," ujar Gerawan.
Kepala Aset Protection PT Nusantara, Sumardi, saat dikonfirmasi , mengatakan saat ini kegiatan perusahaan baru dalam tahap eksplorasi, sehingga tenaga kerja lingkar tambang menjadi prioritas perusahaan sebagai karyawan.
Komitmen Perusahaan adalah memanfaatkan masyarakat setempat, sebagai tenaga kerja lokal, atau kami sebut sebagai tenaga lingkar tambang yang ditempatkan ditiga lokasi, sesuai areal perusahaan di tiga desa, yakni Tenaga Lingkar Tambang 1, Tenaga Kerja Lingkar 2 dan Tenaga Lingkar Tambang 3.
"Dari jumlah karyawan saat ini sebanyak 150 orang sebanyak 75 persen adalah warga desa setempat atau tercatat 112 orang, sisanya adalah tenaga ahli dari luar," kata Sumardi, saat dihubungi melalui telepon selulernya sedang berada di Jakarta.
Karena perusahaan masih dalam tahap eksplorasi, tentu tenaga kerja juga terbatas, namun jika nanti masuk pada tahap eksploitasi dan produksi, akan ditambah, termasuk yang memiliki keahlian sesuai bidang dan keahliannya.
Sedangkan warga yang saat ini menjadi tenaga kerja harian lepas, kebanyakan ditempatkan sebagai keamanan, lapangan dan juga yang berkaitan dengan lahan. Karena yang banyak dihadapi dilapangan adalah tumpang tindih lahan.
"Perusahaan sengaja melibatkan mereka di dalam menyelesaikan lahan, karena mereka yang lebih paham dan lebih mengerti tentang batas-batas lahan yang mereka miliki. Ini agar nantinya perusahaan tidak disalahkan ketika sudah bekerja di lapangan," katanya. (*)
PT Nusantara Pekerjakan 75 Persen Penduduk Lokal
Rabu, 6 Februari 2013 0:27 WIB