Jakarta (ANTARA) - Terdapat sejumlah informasi penting dan menarik bidang ekonomi yang beritanya masih layak untuk disimak pada pagi hari ini seperti rencana pemerintah naikkan cukai rokok, OJK memperpanjang relaksasi restrukturisasi kredit, upaya Bank Indonesia dalam memgantisipasi tapering The Fed, hingga imbauan kepada investor ritel untuk berhari-hati dalam membeli saham unicorn.
1. Kemenkeu berencana naikkan cukai rokok untuk turunkan perokok anak
Stafsus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Sektoral Titik Anas mengatakan pemerintah berencana meningkatkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk menurunkan prevalensi perokok, terutama usia anak, yang ditargetkan mencapai 8,7 persen pada 2024. “Kalau kita lihat data, pada 2019 masih 9,1 persen. Jadi masih cukup banyak mungkin yang harus diturunkan,” kata Titik.
Baca berita lengkapnya di sini.
2. OJK perpanjang relaksasi restrukturisasi kredit hingga Maret 2023
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk memperpanjang masa relaksasi restrukturisasi kredit perbankan selama satu tahun dari semula sampai dengan 31 Maret 2022 menjadi 31 Maret 2023. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan keputusan ini diambil untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi dan stabilitas perbankan, serta kinerja debitur yang sedang restrukturisasi dan sudah membaik.
Baca informasi lengkapnya di sini.
3. Investor diimbau tetap berhati-hati membeli saham unicorn
Investor ritel di pasar modal diminta tetap berhati-hati dalam berinvestasi pada saham perusahaan rintisan berbasis teknologi digital dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS atau disebut unicorn, karena memiliki karakteristik bisnis yang berbeda perusahaan lainnya. “Kita harus berhati-hati sebelum membeli saham unicorn. Kalau sudah memutuskan masuk ke saham IPO, apalagi unicorn, potensi fluktuasinya sangat tinggi. Tidak hanya saham unicorn, investor juga harus menyiapkan dana besar sesuai dengan konsekuensi,” kata CEO Coffeemeetstock, Theo Derick.
Baca keterangan lengkapnya di sini.
4. Gubernur BI tak hanya andalkan bunga acuan dalam hadapi tapering
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan tak hanya mengandalkan kebijakan suku bunga acuan dalam menghadapi kemungkinan perubahan kebijakan pengurangan likuiditas alias tapering Bank Sentral AS, The Fed pada tahun ini. "Kami juga melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam menghadapi tapering Fed dan global spillover," kata Perry.
Baca berita lengkapnya di sini.