Samarinda (ANTARA) - Anggota Komisi II DPRD Kaltim Sutomo Jabir mengakui saat ini Kaltim masih jauh dari ketahanan pangan dan fasilitas mumpuni pada tingkat kecamatan.
Sutomo Jabir mengatakan dalam era kepemimpinan Gubernur Kaltim Isran Noor-Hadi Mulyadi memiliki visi misi yang begitu memihak kepada masyarakat, namun sayangnya fakta dilapangan masih jauh dari yang diharapkan
Jabir menyebut penilaiannya ini bukan tanpa alasan. Banyak fakta lapangan yang nyatanya setiap tahun terus berulang, semisal kenaikan harga cabai yang tak mampu diantisipasi pemerintah.
"Itu menunjukan kalau kita masih jauh dari swasembada pangan, apalagi berdaulat dibidang itu. Tentu, masih sangat jauh," kata Jabir.
Padahal Kaltim yang memiliki lahan begitu luas seharusnya mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemerintah untuk meningkatkan hasil panen petani dan memaksimalkan potensi dibidang peternakan untuk kebutuhan daging.
Kaltim yang dirasa memiliki semua bekal ini seharusnya tak lagi kerepotan ketika pasokan cabai dan daging dari luar daerah mengalami permasalahan perbuahan iklim yang tak bisa dibendung.
Tak hanya tentang kesiapan pangan, Jabir juga menyorot minimnya fasilitas kesehatan di pelosok Kaltim yang saat ini masih dirasa begitu memilukan.
Ia memberi perbandingan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berada di Provinsi lain, seperti di Pulau Jawa yang mana telah mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat.
"Seharusnya Pustu itu bisa menyelesaikan permasalahan kesehatan ditingkat Kecamatan, daripada menumpuk dirumah sakit besar. Saya pikir pemerintah harus memikirkan aspek kebutuhan di bawah ini. Agar bisa ada pemerataan," papar Jabir.
Selain fasilitas Pustu yang kurang memadai, minimnya infrastruktur jalan bagi masyarakat di pelosok Kaltim juga menambah ironi di provinsi yang memiliki kekayaan alam tak terkira ini.
"Coba kalau kita keliling. Jalan hancur pendidikan terbatas. Saya mendorong kebijakan memihak kebutuhan di sana," tegasnya.
Perhatian kepada kabupaten kota, khususnya yang berada di pojokan Kaltim harus mendapat perhatian khusus.
Sutomo bahkan menyinggung jika penyerapan anggaran, banyak kebutuhan masyarakat pelosok yang tiba-tiba menghilang ketika musrembang tingkat provinsi digelar.
"Seperti yang kemarin, itu kebutuhan kabupaten kota tetiba tertimpa dengan proyek anggaran multiyears. Ini mesti disambungkan dan perlu dijembatani. Upaya kami selalu mendorong dan sudah dimaksimalkannya," pungkasnya
Anggota dewan kritisi program ketahanan pangan
Selasa, 20 April 2021 14:13 WIB
Itu menunjukan kalau kita masih jauh dari swasembada pangan, apalagi berdaulat dibidang itu. Tentu, masih sangat jauh