Sangatta (ANTARA Kaltim) - Ratusan pelajar SD hingga SMA di Kecamatan Muara Bengkal dan Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, ikut meramaikan Festival Kesenian Tradisional dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan.
Menurut Camat Kecamatan Muara Bengkal, H Jaini, Sabtu (10/11), pelaksanaan Festival Kesenian Daerah, dan tari-tarian Suku Kutai secara resmi dimulai Sabtu (10/11) malam di gedung serba guna kecamatan.
"Peserta Festival Kesenian Tradisional hanya boleh diikuti pelajar, dengan tujuan agar mereka tetap mencintai dan melestarikan kesenian daerah Kutai, dan tidak melupakan perjuangan para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia," kata Camat Jaini, sata menghubungi ANTARA.
Camat Jaini mengatakan, beberapa kesenian dan tarian-tarian yang bernuansa adat Suku Kutai, baik yang masih tradisional maupun yang sudah modern akan ditampilkan para pelajar, selama festival yang direncanakan berlangsung selama lima hari.
Ia mengatakan, para siswa ini wajib menggunakan pakaian adat/tradisional selama tampil di festival. Itu agar mereka tidak saja melestarikan kesenian dan tari-tarian, namun juga agar selalu mencintai pakaian adat Kutai.
Selama festival para pelajar akan digelar lomba karaoke dengan lagu-lagu daerah suku Kutai, tari-tarian khas kutai dan yang paling dinanti dan ditunggu penonton adalah acara acara Bemamai, sebuah tradisi yang sangat unik namun menarik.
Bemamay adalah satu tradisi Suku Kutai yang sejak dulu dilakukan dan hingga saat ini masih terus dilestarikan. Bemamay dalam bahasa Indonesia, bisa diartikan sebagai marah atau ngomel sendirian tanpa sebab.
"Seseorang mulai anak-anak hingga orang dewasa, baik perempuan ataupun laki-laki, kapan saja bisa `Bemamay` (ngomel) sendirian dengan kata-kata yang agak kasar dan lucu, saat ada kejadian yang menyebalkan," katanya.
Biasanya, kata Camat H Jaini, jika seseorang warga Kutai akan berhenti "Bemamay" jika sudah puas melampiaskan kekesalannya, namun tidak dendam, karena setelah selesai bemamay dia akan kembali senyum.
"Para peserta Bemamay ini tidak saja diikuti pelajar, namun orang dewasa terutama mereka yang selama ini dikenal sebagai jago Bemamay di kampungnya, terutama pada acara tertentu," kata Jaini.
Kegiatan Bemamay ini juga akan tetap dijaga dan dilestarikan sebagai kekayaan daerah dan kekayaan nusantara yang mampu menghidupkan suasana kekeluargaan di antara masyarakat Kutai. (*)