Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Empat jenazah korban jatuhnya pesawat PA-31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa yang ditemukan hancur di Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, diberangkatkan menuju Bandara Sepinggan Kota Balikpapan, Jumat siang.
Dari pantauan, satu per satu jenazah yang sudah dimasukkan ke dalam peti terlihat diangkat belasan personel kepolisian dari kamar mayat menuju ambulans.
Sekitar pukul 14.00 Wita, empat ambulans yang membawa jenazah korban pesawat Piper itu meninggalkan RSUD AW Sjahranie Samarinda menuju Kota Balikpapan dengan dikawal satu unit mobil patroli Satuan Polisi Lalu Lintas.
"Pemberangkatan dari Samarinda menuju Bandara Sepinggan Balikpapan menggunakan jalur darat yakni dengan ambulans. Selanjutnya dari Bandara Sepinggan Balikpapan, keempat jenazah tersebut diterbangkan ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng menggunakan Garuda dengan nomor penerbangan GA-523 pada pukul 19.00 Wita, selanjutnya akan dibawa ke rumah duka masing-masing," ungkap Chief Pilot PT Intan Angkasa, Widi Kurniawan kepada wartawan di Samarinda.
Semua biaya pemulangan jenazah, termasuk keluarga korban kata Widi Kurniawan akan ditanggung pihak PT Intan Angkasa.
"Semua biaya pemulangan, mulai dari Samarinda hingga ke rumah duka akan kami tanggung, termasuk keluarga korban. Rencana awal kami memang akan memulangkan dengan pesawat carteran namun karena tidak ada yang kosong sehingga menggunakan penerbangan reguler," kata Widi Kurniawan.
Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International itu, sedang melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat (24/8) pagi sekitar pukul 08.04 Wita.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang, yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, diketahui "take off" atau lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat pagi sekitar pukul 07.51 Wita, dan dipastikan hilang pada Jumat siang sekitar pukul 13.51 Wita.
Pesawat buatan Amerika pada 1978 itu akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur dan terbakar di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, pada Minggu (26/8) sekitar pukul 17.25 Wita.
Tiga penumpang dan pilot pesawat itu tewas dan mayatnya langsung dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie Samarinda pada Senin (27/8) dinihari sekitar pukul 02.55 Wita untuk proses identifikasi. (*)