Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Sebanyak lima SMA di Provinsi Kalimantan Timur pada 2012 akan mendapat lima unit teleskop astronomi yang dapat digunakan untuk rukyat bulan dan fungsi lain, sehingga dapat melihat bulan sabit yang muncul pertama kali setelah matahari terbenam.
Lima sekolah yang akan mendapatkan teleskop itu adalah tiga SMA di Kota Samarinda, satu SMA di Kabupaten Kutai Kartanegara, dan satu SMA di Kabupaten Bulungan," ucap Kepala Bidang Pembinaan SMP dan SMA Dinas Pendidikan Kaltim Asli Nuryadin di Samarinda, Selasa.
Asli belum bersedia menyebutkan nama sekolah yang akan mendapat teleskop astronomi tersebut, lantaran yang mengajukan untuk mendapat bantuan alat peraga itu bukan hanya lima sekolah, namun terdapat puluhan SMA yang juga berminat mendapatkannya.
Menurutnya, proses pengajuan dari SMA ke Dinas Pendidikan Kaltim untuk mendapatkan alat tersebut telah dimulai sejak 2011. Bahkan sebelumnya juga ada, namun karena permintaan itu harus terprogram dan harus melalui proses penganggaran, maka baru dapat dipenuhi pada 2012, itupun tidak semua permintaan dapat dipenuhi.
Saat ini, lanjutnya, pengadaan untuk mendapatkan teleskop segera dimulai. Selanjutnya para sekolah yang memenuhi kriteria dan persyaratan cukup yang akan mendapatkannya.
Dia juga mengatakan bahwa secara teknis, hampir semua SMA dapat memperoleh bantuan teleskop tersebut, namun untuk sementara dilakukan secara bertahap yang dimulai dari lima sekolah yang dinilai layak mendapatkannya.
Di luar teknis, lanjutnya, syarat untuk memperoleh bantuan teleskop itu sangat mudah, yakni sekolah tersebut harus memiliki ruang khusus untuk pengamatan yang menggunakan teleskop, memiliki fasilitas listrik, dan harus ada teknisi untuk mengoperasikannya.
Mengenai keterampilan teknisi, lanjutnya, pihak sekolah tidak perlu khawatir, karena begitu sekolah tersebut dinyatakan berhak menerima teleskop, maka teknisi yang sudah dicantumkan namanya itu akan mendapat pelatihan untuk mengoperasikannya.
Pengadaan teleskop astronomi untuk SMA di Kaltim pada 2012 merupakan hal yang pertama kali dilakukan, sehingga hal ini juga merupakan proyek percontohan.
Jika semua SMA yang mendapat teleskop tersebut dapat memanfaatkan secara optimal, kemudian dapat membantu pemerintah dalam menentukan kapan terjadinya Hari Raya Idul Fitri dan hari besar lainnya di tahun-tahun mendatang, maka tidak menutup kemungkinan pengadaan alat tersebut akan dilakukan lagi. (*)