Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Proposal bisnis dari siswa-siswa SMA Negeri 1 Balikpapan masuk dalam jajaran lima besar dari 20 proposal "The 10th Economics Contest", lomba tingkat nasional yang digelar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB).
"Kami mendapat kesempatan untuk berpresentasi di kampus IPB, 18-21 Mei mendatang," kata Pandu Dharma Wicaksono, salah satu penulis proposal berjudul Mutiara Borneo tersebut, di Balikpapan, Senin.
Kontes itu untuk memeriahkan Dies Natalis ke-11 FEM IPB tersebut dan berhadiah uang total puluhan juta rupiah serta masuk FEM tanpa seleksi.
Proposal bisnis ekowisata dibuat Pandu Dharma Wicaksono, siswa kelas X, Tony Andrean kelas XI jurusan IPS, dan Azkha Dezthara kelas XI jurusan IPA.
Menurut panduan lomba yang diterbitkan panitia, Presentasi Bisnis adalah saat kontestan diminta untuk memaparkan rencana bisnis mereka masing-masing.
Ada juga uji Economic Writing Test di mana kontestan diminta menjawab petanyaan-pertanyaan secara tertulis hal proposal yang ditulisnya.
Terakhir Environmental Analysis Competition di mana peserta atau kontestan diminta meng analisis dampak produknya terhadap lingkungan baik lokal maupul global.
Proposal yang dibuat SMAN 1 Balikpapan bersaing dengan proposal bisnis yang dibuat siswa-siswa SMAN 1 Bandung (Cassava Nugget Abrakadabra), Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Pekanbaru, Riau (Sabana), SMAN 1 Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan (Kafe Green Bule, budidaya lele apungan di Sungai Musi), dan Teh Datuk, Teh Daun Katuk dari SMAN 1 Tambun, Bekasi.
"Proposal kami mengambil sub tema jasa wisata hutan. Yaitu bisnis pariwisata Teluk Balikpapan. Kami menjual wisata keanekaragaman hayati yang ada di Teluk Balikpapan, mulai dari hutan mangrove, fauna seperti pesut, bekantan, burung-burung," jelas Dezthara, pejabat direktur dalam proposal tersebut.
"Kami membidik terutama wisatawan mancanegara, baik wisatawan biasa maupun para peneliti. Dalam bulan pertama bisnis, kami menargetkan keuntungan Rp5.151.000," kata Andrean, direktur keuangan dalam proposal tersebut.
Menurut Dharma Wicaksono, pejabat kepala pemasaran dalam proposal tersebut, mereka tertarik membuat bisnis berbasis keanekaragaman hayati Teluk Balikpapan karena fakta di kawasan teluk tersebut dan hutan-hutannya masih terdapat hutan primer Dipterocarpaceae, hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Kawasan itu juga merupakan habitat beruang madu, macan dahan, bekantan, pesut, duyung, buaya muara dan penyu hijau.
"Di Teluk Balkpapan masih bisa ditemukan lebih dari 100 jenis mamalia, sekitar 300 jenis burung, lebih dari 1.000 jenis pohon. Populasi bekantan, yaitu 1.400 ekor, adalah salah satu di antara 6 populasi bekantan yang terbesar dan merupakan sekitar 5 persen dari bekantan di seluruh Pulau Kalimantan," kata Wicaksono panjang lebar.
Wicaksono masih meneruskan, wisata ke Teluk Balikpapan juga penting dan berharga karena di sini masih ada populasi pesut laut masih sebesar 60-140 ekor dan populasi duyung, meski pun tidak besar, merupakan salah satu di antara beberapa populasi terakhir yang masih tersisa di Pulau Kalimantan.
Jumlah jenis tumbuhan mangrove di Teluk Balikpapan mencapai 40 jenis, yaitu sekitar separoh dari semua jenis yang tercatat dari benua Asia. Selain itu, Sebagian dari hutan mangrove di Teluk Balikpapan adalah hutan primer dengan pohon lebih dari 20 meter tinggi, yang sangat jarang ditemukan di Kalimantan.
"Jadi ini adalah kawasan yang must to visit. Harus dikunjungi. Apalagi sekarang kawasan itu mulai terancam perluasan Kawasan Industri Kariangau atau KIK," ujar Andrean. (*)