Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Sebanyak 400 personel tim SAR gabungan yang terdiri, 150 personel TNI, 150 personel Polri serta 100 relawan mulai melakukan penyisiran di sekitar kawasan Taman Nasional Kutai (TNK).
Berdasarkan pantauan pada Minggu pagi sekitar pukul 08.45 Wita, dua heli milik PT Intan Angkasa terlihat meninggalkan Bandara Temindung Samarinda bersama sejumlah personel Tim SAR.
"Pagi ini tim SAR mulai bergerak menyisir titik koordinat yang telah kami tetapkan. Kami berharap, penyisiran hari ini membuahkan hasil yang optimal," tutur Kapolresta Samarinda Kombespol Arief Prapto di Posko Penanggulangan Pencarian Korban Pesawat Hilang di Bandara Temindung, Minggu.
Selain penyisiran lewat darat yang melibatkan personel Tim SAR, kata Arief, pencarian juga dilakukan melalui pemantauan udara menggunakan tiga helikopter.
"Dua helikopter milik PT Intan Angkasa sudah diterbangkan untuk melakukan pemantauan pada titik-titik yang sudah kami tetapkan. Pada pemantauan lewat udara, empat heli sudah dikerahkan, tiga di antaranya akan melakukan penyisiran sementara satu heli milik Polda Kaltim disiapkan sebagai cadangan," kata Arief yang juga sebagai penanggung jawab Posko Penanggulangan Pencarian Korban Pesawat Hilang Bandara Temindung Samarinda.
Sementara itu Perwira Operasi Kodim 0909 Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Mayor Inf Kurniawan dihubungi dari Samarinda, mengatakan, upaya pencarian hilangnya pesawat PA-31Navajo di hari ketiga (Minggu), tim akan melakukan penyisiran pada sembilan titik dengan melibatkan 228 personel.
"Sebanyak 228 personel ini dibagi dalam sembilan tim sementara 36 personel disiagakan di posko sebagai tim cadangan," kata Kurniawan.
Dari sembilan titik yang menjadi sasaran pencarian itu, lanjut Kurniawan, empat titik dilakukan melalui pemantauan udara.
"Pencarian dititikberatkan di wilayah Kabupaten Kutai Timur di antaranya di Telaga Bening, Teluk Pandan, Sungai Santan serta di areal wilayah tambang milik Indominco," katanya.
Pada proses pencarian di hari ketiga hilangnya pesawat carter milik PT Intan Angkasa itu, kata dia, juga melibatkan empat unit helikopter, yakni dua heli milik PT Intan Angkasa jenis MD-500, satu unit heli MI-17 milik TNI AD yang didatangkan dari Tarakan serta heli jenis BO-105 milik Polda Kaltim.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat sekitar pukul 07.51 Wita dan dipastikan hilang pada Jumat sekitar pukul 13.51 Wita.
Pesawat itu direncanakan terbang selama empat jam dan diperkirakan akan kembali di Bandara Temindung sekitar pukul 12.00 Wita dengan pengisian bahan bakar untuk enam jam.
Dari Bandara Temindung Samarinda pesawat itu terbang dengan ketinggian 3.000 kaki selanjutnya saat mendekati area survei di Kota Bontang, pesawat tersebut akan terbang dengan ketinggian 500 kaki.
Namun hanya berselang beberapa menit sejak lepas landas di Bandara Temindung, pesawat tersebut hilang kontak, hingga akhirnya diduga jatuh di kawasan TNK. (*)