Bontang (ANTARA News Kaltim) - Kelompok ternak sapi di lingkungan tempat pembuangan akhir (TPA) Kota Bontang memanfaatkan limbah sampah sebagai pakan ternak sapi mereka.
Pengawas TPA Bontang Lestari yang sekaligus Ketua Kelompok Ternak Sapi Abdullah di lokasi TPA Jl Inspeksi Bontang Lestari, Kota Bontang, Minggu, menuturkan bahwa sapi-sapi ternak itu cukup makan limbah sampah dan kadang jika sudah bosan akan pindah lokasi di sampingnya yang telah ditumbuhi rerumputan yang semula juga merupakan sampah setinggi dua meter yang telah ditimbun.
Ia mengatakan, dirinya dan sembilan teman lainnya awalnya pada 2008 mendapat bantuan sapi ternak dari Provinsi Kaltim sebanyak 22 ekor terdiri 20 ekor betina dan dua pejantan.
Saat ini dari 22 ekor sapi itu telah berkembang menjadi puluhan ekor sapi belum termasuk anak sapi yang baru lahir.
"Sapi-sapi ini setelah memberikan dua anak maka kami gulirkan ke anggota lain, sesama pekerja di TPA ini," kata Abdullah.
Abdullah menuturkan fasilitas di TPA antara lain "workshop" perbaikan alat berat, ganti oli dan servis.
Fasilitas lain, tandon air, listrik dengan genset, mushalla, rumah jaga, rumah timbangan sampah untuk menimbang semua sampah yang dikirim oleh Dinas Pertamanan, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Kota Bontang, maupun masyarakat umum.
TPA Bontang Lestari saat ini menempati areal seluas 22 ha, dengan pagar keliling, beberapa kolam penyaringan air limbah sampah, sebelum air tersebut dialirkan ke alam bebas.
Sementara itu, Kepala UPT Balai Benih Ikan Pantai Dinas Perikanan Kelautan dan Pertanian Bontang, Drh Syaiful Islam, ketika dikonfirmasi terkait bahan kimia berbahaya yang larut dalam darah sapi melalui asupan sampah organik menyebutkan ada teknik menetralisir.
"Ada teknik menetralisir yakni dengan memberi pakan rumput atau makanan alamiah lainnya selama dua bulan sebelum dipotong," katanya. (*)