Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur telah menyerahkan 1.065 ekor sapi kepada sejumlah kelompok ternak yang tersebar di kabupaten/kota sebagai komitmen mempercepat penambahan populasi sapi.
"Bantuan sapi sebanyak itu masuk dalam program Pengembangan Sapi Potong dan Komoditas Unggulan baik untuk pembibitan, penggemukan, maupun integrasi dengan lahan eks tambang," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Senin.
Penyebaran sapi betina, pejantan, dan bakalan tersebut sebagai upaya mewujudkan tercapainya keinginan Pemprov Kaltim menuju populasi sebanyak dua juta ekor sapi.
Dari sapi indukan dan pejantan yang dibagikan kepada kelompok ternak, katanya, maka sapi-sapi tersebut akan beranak pinak dari tahun ke tahun, karena rata-rata sapi betina dapat melahirkan setiap tahun.
Sapi yang berada di tangan kelompok peternak tersebut tiap dua tahun harus digulirkan kepada anggota kelompok lain yang belum kebagian, yakni anggota yang sudah menerima bantuan akan menyerahkan indukan kepada anggota lainnya setelah dua kali melahirkan atau setelah dua tahun.
Indukan digulirkan kepada anggota lain ketika anakan sudah berumur kisaran 6-8 bulan, karena anak sapi (pedet) di usia ini sudah mandiri atau tidak menyusu lagi.
Setelah sapi indukan lima kali melahirkan atau sudah tidak produktif lagi, maka indukan tersebut boleh dijual dengan catatan hasil penjualan dibelikan indukan baru agar kembali dikembangbiakan oleh anggota lain.
Didampingi Kepala Bidang Budidaya dan Perbibitan I Gusti Made Jaya Adhi, Dadang merinci jumlah 1.065 ekor sapi itu terdiri dari 315 ekor untuk program budidaya dan pembibitan.
Melalui program ini diharapkan setiap kelompok ternak yang mendapat bantuan, selain mampu mengembangbiakkan sapi yang ada, ke depan juga akan menjadi para pembibit andal karena pihaknya selain melakukan pelatihan juga terus melakukan pendampingan.
Untuk peternak yang sekaligus petani pekebun atau petani tanaman pangan, lanjutnya, banyak yang berpikir bahwa sapi yang dibantu oleh Pemprov Kaltim tersebut merupakan bonus, karena intinya mereka membutuhkan kotoran sapi plus urinenya yang akan dijadikan pupuk kandang atau pupuk organik.
"Kelompok tani yang juga peternak sangat gembira mendapat bantuan sapi, karena tujuan utama mereka bukan hasil penjualan sapi, tetapi dari kotorannya yang dibutuhkan untuk menyuburkan tanaman, sehingga mereka memiliki keuntungan ganda, selain produksi panen lebih baik juga hasil dari ternak," ujar Jaya Adhi. (*)