Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur akan menaikkan harga tempe dan tahu produksi mereka karena kenaikan harga bahan baku kedelai.
Salah seorang pengusaha tempe dan tahu di Kabupaten Nunukan, Riami, Sabtu, mengatakan upaya pemerintah membebaskan pajak kedelai masuk ke Indonesia belum berdampak pada menurunnya harga.
Malahan, lanjutnya, adanya informasi tersebut harga tempe dan tahu akan dinaikkan di pasaran, karena berarti harga bahan baku kedelai mengalami kenaikan.
Padahal, lanjut dia, beberapa bulan lalu harga kedelai sudah mengalami kenaikan dari Rp7.600 menjadi Rp8.000.
Dengan kenaikan harga kedelai sampai Rp8.000 per kilogram itulah maka pada Ramadhan 1433 Hijriah ini, harga tempe dan tahu akan dinaikkan.
Jika tidak demikian, Riami mengaku tidak ada lagi yang berminat membuat tempe dan tahu berhubung akan mengalami kerugian. Sebenarnya pembuat atau pengusaha tempe tidak berkeinginan menaikkan harga tetapi harga bahan baku yang mengalami kenaikan.
Mengenai rencana pemerintah Indonesia membebaskan pajak masuk bagi importir kedelai ke Indonesia, Riami menyambut baik dan mengatakan sangat senang.
Dengan adanya suplai kedelai dari luar negeri, katanya, diharapkan bahan baku akan banyak dan berpeluang harga kedelai akan turun.
Jika langkah ini benar-benar bisa dilakukan pemerintah, katanya, maka kemungkinan harga tempe dan tahu pun pasti diturunkan sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat ekonomi rendah.
Setiap hari, usaha tempe dan tahu milik Riami menghabiskan 150 kilogram kedelai atau dalam sehari mengeluarkan biaya untuk pengadaan bahan baku saja sebesar Rp1,2 juta.
Ditambah lagi harus menggaji tujuh orang karyawannya dengan gaji yang bervariasi antara Rp450 ribu sampai Rp1,5 juta per bulan.
Sementara dari 150 kilogram tersebut, hanya menghasilkan sekitar 1.100 bungkus saja. Dengan harga jual tujuh bungkus per Rp10 ribu. Diperkirakan keuntungan bersih yang diperoleh setiap hari sebesar Rp150 ribu saja.
Bahan baku kedelai yang digunakan disuplai dari Surabaya Jawa Timur melalui seorang pemodal. Tetapi, menurut Riami, kedelai asal Surabaya tersebut juga diimpor dari Amerika Serikat.
Selama membuka usaha pembuatan tempe dan tahu di Kabupaten Nunukan tidak pernah menggunakan kedelai dalam negeri. Tempe dan tahu harus menggunakan kedelai dengan biji yang agak besar.
Ia juga mengatakan apabila suplai bahan baku dari Surabaya berkurang atau tidak ada, maka menyuplai dari Tawau Malaysia dengan harga Rp10 ribu per kilogram. (*)