SAMARINDA (ANTARA) - Juru Bicara Menteri Pertahanan (Jubir Menhan) RI, Dahnil Anzar Simanjuntak mengingatkan pentingnya mengantisipasi penyebaran COVID-19 dengan pendekatan berbasis komunitas.
Ada tiga langkah yang bisa dilakukan sebagai tindak lanjut, yakni membangun kesadaran agar bisa menjaga komunitas masing-masing, proteksi komunitas atau komunal untuk memastikan komunitasnya terproteksi mengikuti protokol kesehatan, serta solidaritas komunal karena COVID-19 punya dampak tidak hanya kesehatan, tapi juga ekonomi dan sosial.
"Setiap komunitas harus mampu memastikan lingkungannya aman, karenanya harus punya kesadaran bersama memposisikan bahwa COVID-19 membahayakan. Dampaknya adil dirasakan semua pihak dan lapisan masyarakat," ujar Dahnil Anzar Simanjuntak saat menjadi pembicara Dialogika "Peran Kebijakan Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan COVID-19" secara virtual, Sabtu (9/5).
Sebagai contoh kebijakan larangan mudik, komunitas harus ikut berperan mengajak komunitasnya menaati kebijakan tersebut.
Sebab jika masyarakat tetap mudik dikhawatirkan akan meningkatkan kemungkinan penyebaran COVID-19 sampai ke desa.
Jika itu terjadi kondisinya tidak akan berhenti sebagai darurat kesehatan, tapi bisa merambah darurat pangan.
Mengingat desa merupakan lumbung penghasil pangan, sehingga jika warga desa terserang COVID-19 tentu tidak akan bisa kerja dan akan berpengaruh terhadap produksi pangan.
Lebih parah karena warga desa dominan usia tua akan meningkatkan angka kematian akibat COVID-19 di desa. Lambat laun desa akan lumpuh dan dampaknya akan semakin parah.
Disisi lain, dia menyebut terkait penanganan COVID-19 kerangka besarnya darurat kesehatan, sehingga leading penanganannya Kemenkes.
Hanya saja Kemenhan menjadi bagian Gugus Tugas percepatan penanganan COVID-19 dalam rangka menangani masalah ketahanan.
Kondisinya sudah terang bahwa masalah ketahanan negeri saat ini sedang menghadapi musuh tidak terlihat. Interaksi dan mobilitas penyebaranya tergantung mobilitas manusia sendiri.
"Karenanya Kemenhan menetapkan pola berlawanan dalam penanganannya. Menetapkan pendekatan perang semesta dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat sebagai garda terdepan bersama militer membantu tenaga medis dalam penanganan COVID -19," sebutnya.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan mematuhi protokol kesehatan dengan ketat didukung pengawasan pemerintah.
Hal tersebut sambung dia karena ancaman pertahanan yang dihadapi merupakan ancaman nonmiliter.
Dia menyebut dalam upaya pertahanan sistem yang dianut berbasis ancaman, yakni ancaman militer, nonmiliter, dan hibrida.(DPMPD Kaltim/arf)