Balikpapan (ANTARA) - Plt Asisten Pemerintahan Kesra Sekprov Kaltim, Moh Jauhar Efendi melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibo (RSKD) Balikpapan yang ditetapkan sebagai RS rujukan penanganan COVID-19 dan ingin memastikan pelayanannya optimal.
"Saya ingin melihat langsung manajemen pelayanan RSKD sebagai rujukan pelayanan COVID-19. Hal ini sebenarnya sudah saya ulas dalam sebuah tulisan, sekarang kita lihat langsung," katanya saat berbincang dengan Direktur RSKD Balikpapan Edy Iskandar, Senin (13/4).
Jauhar mengaku, penjelasan Direktur RSKD membuktikan pelayanan yang diberikan cukup baik dan humanis dalam penanganan COVID-19. Pihak rumah sakit dalam memberikan pelayanan penanganan COVID-19 menugaskan sebanyak 45 orang sampai 50 orang tenaga medis dalan 5 shift tugas perhari.
Sebagai penunjang tenaga medis tersebut disiapkan asrama untuk tempat tinggal di lingkungan RS termasuk lengkap dengan fasilitas makan minum.
Menurut penjelasan direktur RSKD, hal tersebut agar tenaga medis tetap berada di RS selama bertugas memberi pelayanan, tidak diperkenankan pulang ke rumah agar tidak menbahayakan anggota keluarga di rumah masing-masing.
"Pihak Rumah Sakit juga menyiapkan sarana olahraga agar mereka tidak jenuh. Tetap semangat memberikan pelayanan menjadi pahlawan COVID-19," katanya.
Dengan demikian walhasil tenaga medis memberikan pelayanan penuh kehangatan kepada Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 yang ditangani rumah sakit seperti memberi semangat pasien dengan membuat kalimat-kalimat penggugah yang dituliskan di kertas dan diserahkan setiap memberikan makan.
Sementara pasien mengaku terkesan dengan perlakuan tersebut, tidak jarang dari mereka mengumpulkan setiap tulisan yang diberikan untuk disimpan.
"Bahkan ada yang sambil bercanda dengan pasien, karena mereka merasa senasib sama-sama dikarantina. Pasien dikarantina karena dalam perawatan dan tenaga medis dikarantina karena sedang memberikan pelayanan kesehatan," jelasnya.
Sementara Edy Iskandar mengaku bakal menerapkan kebijakan memberikan pelayanan khusus bagi PDP yang terkonfirmasi positif saja agar ruang isolasi yang ada cukup. Bagi PDP yang awal dipersilahkan masuk rumah sakit rujukan lainnya sampai hasil swabnya dinyatakan positif atau negatif.
"Yang positif dengan gejala turunan silahkan rujuk ke sini, yang negatif bisa pulang atau karantina mandiri," katanya.
Ia menjelaskan dari PDP untuk dinyatakan positif atau negatif membutuhkan waktu lima hari bahkan lebih. Kalau dari awal hingga penanganan di RSKD pelayanannya jadi lama, sementara ruang isolasi yang ada terbatas. Ruang isolasi yang ada sebanyak 40 tempat tidur dan baru digunakan sebanyak 20 tempat tidur. Kedepan akan ditambah satu blok lagi dengan jumlah sama untuk 40 tempat tidur untuk antisipasi lonjakan pasien.
"Sementara kita maksimalkan yang ada dulu, saran memanfaatkan Asrama Haji Batakan Balikpapan akan dilakukan jika sudah tidak tertampung, persoalannya kita agak kesulitan memindahkan alat kesehatan yang ada," sebutnya.