Penajam (ANTARA) - Warga Penajam Kelurahan Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), yang tergabung dalam Yayasan Sansis Chlidren Village, berniat membangun Kampung Inggris setelah mereka mengajarkan Bahasa Inggris secara gratis dalam tiga tahun terakhir.
"Saat ini terdapat 123 anak di empat kelas yang sudah mampu berbicara Bahasa Inggris, 17 anak diantaranya menempati kelas terampil," ujar Sandry dan Siska, dua orang tutor yang sekaligus pendiri Yayasan Sansis, ketika ditemui di calon lokasi Kampung Inggris Lawe-Lawe, Selasa.
Selama ini dalam menularkan metode percakapan (conversation), mereka menggugah semangat anak asuh untuk berani berbicara meski belum fasih, sehingga lidah akan terbiasa mengucapkan kata demi kata dan kalimat demi kalimat dalam Bahasa Inggris yang diyakini secara perlahan akan lancar.
Dalam tiga tahun terakhir proses transfer ilmu kecakapan berbahasa Inggris tersebut dilakukan di Balai Pertemuan Kantor Lurah Lawe-Lawe, sehingga pihaknya mengucapkan terima kasih kepada lurah dan aparaturnya karena diberi ruang untuk meningkatkan SDM anak.
Seiring perjalan waktu dan bertambahnya anak asuh, kini ruang balai pertemuan tersebut dirasa tidak mencukupi untuk belajar, sehingga dalam waktu dekat pihaknya akan memindahkan proses transfer keterampilan ini ke lokasi yang tidak jauh dari Kantor Lurah Lawe-Lawe.
Kelak, lokasi baru ini diberi nama Kampung Inggris. Nama ini hanya untuk memudahkan masyarakat dalam menyebut tempat tertentu, meski nama sebenarnya di lokasi itu adalah “Sansis Children Village, Central Kampung Inggris & Kreativitas Masyarakat”.
Dalam upaya menyukseskan pembentukan Kampung Inggris dan Kreativitas Masyarakat, Yayasan Sansis bersama Kelurahan Lawe-Lawe telah membentuk tim yang diketuai Edy Londa, sementara pembinanya adalah Kelurahan Lawe-Lawe, LPM, Djafaruddin, dengan anggota semua Ketua RT di Lawe-Lawe.
Mereka juga pernah membuka kelas untuk dewasa, namun hal itu hanya berjalan satu bulan karena salah seorang tutornya juga memiliki pekerjaan lain, berbeda dengan kelas ini yang dilakukan secara gratis, sehingga diperlukan tutor tanpa pamrih membagi ketrampilannya untuk membangun daerah.
Untuk sementara, yayasan ini hanya memberdayakan anak-anak usia SD-SMP, namun ke depan tentu akan dikembangkan untuk anak-anak kelas SMA, dewasa, bahkan hingga kelas umum jika ada tutor yang sanggup mengabdi, atau mungkin ada pengembangan pola lain.
"Dalam transfer keterampilan ini kami lakukan secara interaktif meski tanpa bantuan peralatan seperti pengeras suara, apalagi multimedia, makanya suara saya sampai parau karena harus setengah teriak guna melawan bisingnya kendaraan, mengingat lokasinya dekat jalan Trans-Kalimantan," tutur Sandry. *
Warga Penajam Kelurahan Lawe-Lawe bangun Kampung Inggris
Selasa, 4 Februari 2020 12:42 WIB
Saat ini terdapat 123 anak di empat kelas yang sudah mampu berbicara Bahasa Inggris, 17 anak diantaranya menempati kelas terampil