Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, membutuhkan dana lebih kurang Rp100 miliar untuk melanjutkan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe di wilayah Kecamatan Penajam yang pengerjaan dihentikan sejak 2017.
"Kami perkirakan lanjutan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe sampai operasional sekitar Rp100 miliar," kata Asisten II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Nicko Herlambang di Penajam, Sabtu.
Pemerintah kabupaten mencari skema agar ada anggaran bantuan untuk melanjutkan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe, lanjut dia, yang direncanakan akan dilakukan pada 2024.
Pembangunan lanjutan Bendungan Lawe-Lawe diupayakan menggunakan skema bantuan, dan yang memungkinkan menggunakan bantuan keuangan (bankeu).
Melanjutkan pembangunan bendungan tidak bisa langsung dikerjakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, menurut dia, karena sebelumnya sudah ada pekerjaan yang dilakukan pemerintah.
Selain itu, pengerjaan pembangunan lanjutan Bendungan Lawe-Lawe juga harus dilakukan dengan menggunakan skema anggaran tahun jamak (multiyears).
Pengerjaan lanjutan Pembangunan Bendungan Lawe-Lawe membutuhkan perpanjangan pinjam pakai lahan milik PT Pertamina (Persero) seluas 246 hektar dan perencanaan ulang.
"Bangunan bendungan yang sudah terbangun perlu pembaharuan, jadi juga perlu ada perhitungan ulang biaya pengerjaan," ujarnya.
"Anggaran yang dibutuhkan cukup besar dari tahapan pengerjaan bendungan sampai beroperasi, jadi tidak mungkin dengan skema satu tahun anggaran atau tahun tunggal," tambahnya.
Proyek pembangunan Bendungan Lawe-Lawe telah dilaksanakan sejak 2014, tapi proyek itu dihentikan pada November 2017 dengan kondisi pengerjaan sekira 85 persen.
Pengerjaan pembangunan bendungan yang berlokasi di Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam itu dihentikan menyusul kondisi keuangan pemerintah kabupaten yang menurun, selain masa pinjam-pakai lahan telah berakhir.