Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur, menggelar lomba Duta Mahasiswa Generasi Berencana (GenRe) tingkat Provinsi Kaltim.
"Pemilihan duta mahasiswa ini diharapkan menjadi model, figur atau contoh bagi remaja lainnya agar menunda usia perkawinan di usia muda. Selain itu agar dapat menghindari bahaya triad (seks bebas, narkoba dan HIV/AIDS) kesehatan reproduksi remaja (KRR)," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim, Drs Jufri Yasin usai membuka lomba Duta Mahasiswa di Samarinda, Kamis.
Ia mengatakan, pesan yang disampaikan pada lomba Duta Mahasiswa ini, adalah menjadikan Genereasi Berencana melalui program penundaan usia perkawinan bagi wanita. Diharapkan usia perkawinan bagi wanita 21 tahun dan laki-laki 25 tahun, sehingga siap secara mental, ekonomi dan fisik.
Meskipun menurut UU Perkawinan, seorang wanita boleh kawin jika sudah berusia 16 tahun, namun alangkah baiknya jika ditunda sampai berusia 21 tahun. Jadi selama kurun waktu lima tahun menunda perkawinan berarti dapat menunda kelahiran anak diperkirakan sebanyak dua orang.
"Dengan demikian program keluarga berencana dapat dicapai, untuk menekan laju pertumbuhan penduduk secara nasional maupun di Kalimantan Timur khususnya," katanya.
Dikemukakannya bahwa kegiatan lomba Duta Mahasiswa ini sangat didukung oleh sejumlah kepala daerah di Kaltim maupun Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak. Sebab para remaja sangat rentan terkena bahaya perilaku seks bebas, narkoba dan HIV/AIDS.
Jufri Yasin mengatakan, sebelum dilakukan lomba Duta Mahasiswa tingkat Provinsi Kaltim maka sebelumnya dilakukan di tingkat kabupaten dan kota.
Para pemenang lomba dari masing-masing kabupaten akan bersaing di tingkat Provinsi Kaltim. Kemudian pemenangnya akan mengikuti lomba di tingkat nasional.
Sementara itu, Kabid KS dan PK BKKBN Kaltim, Kusmirah menambahkan bahwa untuk menjadi pemenang lomba dan akan mengikuti tigkat nasional, tentunya dipilih pasangan yang memenuhi beberapa kreteria.
Kriteria penilaian peserta di antaranya mampu berbahasa Inggris, memiliki wawasan tentang Generasi Berencana, mempunyai wawasan tentang budaya setempat dan memiliki pengetahuan umum serta Triad KRR.
Lomba Duta Mahasiswa itu diikuti sebanyak delapan universitas yang ada di kabupaten dan kota di Kaltim, meskipun Kaltim memiliki 14 kabupaten dan kota.
"Beberapa daerah lainnya tidak bisa mengikuti karena tidak memiliki perguruan tinggi di daerahnya, seperti Kabupaten Kutai Barat, Malinau, Tana Tidung, Paser dan Panajam Paser Utara (PPU)," kata Kusmirah. (*)