Penajam (ANTARA) - Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Danum Taka Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, berencana akan menambah pasokan air baku di instalasi pengolahan air bersih (water treatment plant/WTP) Lawe-Lawe untuk melayani pelanggan air bersih di daerah itu.
"Kami berencana tambah pasokan air baku ke WTP Lawe-Lawe yang masih belum tercukupi," ujar Direktur PDAM Danum Taka Kabupaten Penajam Paser Utara, Abdul Rasyid ketika dihubungi, Senin.
Air dari Sungai Lawe-Lawe sebagai sumber air baku pengolahan air bersih PDAM Danum Taka belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air baku di penyulingan air bersih atau WTP Lawe-Lawe.
Sumur bor atau sumur air dalam yang berada di sisi kanan instalasi pengolahan air bersih di wilayah Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam juga belum mampu memenuhi kebutuhan air baku.
"Kedua sumber air baku, Sungai Lawe-Lawe dan sumur air dalam baru mencukupi kapasitas produksi air bersih 85 liter per detik," kata Abdul Rasyid.
Dengan kondisi tersebut lanjut ia, PDAM Danum Taka berencana akan memanfaatkan air dari Sungai Tunan yang berada di Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam untuk memenuhi pasokan air baku di penyulingan air bersih Lawe-Lawe tersebut.
"Untuk memenuhi kebutuhan air baku yang cukup banyak di WTP Lawe-Lawe, kami siasati dengan dengan memanfaatkan air dari Sungai Tunan," ucap Abdul Rasyid.
Namun ia mengaku untuk memanfaatkan air dari Sungai Tunan sebagai tambahan pasokan air baku penyulingan air bersih Lawe-Lawe, butuh koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara.
"Perlu adanya koordinasi dengan pemerintah kabupaten terkait rencana pemanfaatan Sungai Tunan untuk tambah pasokan air baku di WTP Lawe-Lawe, karena menjadi wilayahnya," tambah Abdul Rasyid.
PDAM Danum Taka juga menunggu pembangunan Bendungan Lawe-Lawe dilanjutkan, karena pengoperasian instalasi pengolahan air bersih Lawe-Lawe berkapasitas 200 liter per detik membutuhkan persediaan air baku cukup banyak.
Hingga kini penyulingan air bersih atau WTP Lawe-Lawe tersebut belum dapat difungsikan, selain disebabkan pemenuhan air baku yang belum mencukupi, juga persoalan jaringan pipa distribusi yang belum rampung.