Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Perberlakukan aturan terakit pembatasan Bahan
Bakar Minyak (BBM) yang akan diterapkan mulai 1 April 2012 hendaknya
disesuaikan dengan kondisi daerah setempat, kata Ketua DPRD Kota
Samarinda Siswadi.
"Seperti yang terjadi di Samarinda, BBM tidak dibatasi saja sudah
langka. Apalagi nantinya bakak dibatasi, apa tidak menambah kesulitan
bagi masyarakat," kata Ketua DPRD Kota Samarinda, Siswadi di
Samarinda, Rabu (4/1).
Menurut politisi PDIP Perjuangan itu, seharusnya pemerintah pusat
melakukan survei terlebih dahulu secara komprehensif ke semua daerah,
sebelum mengambil keputusan terkait dengan aturan yang akan diterbitkan.
"Jangan sampai terbitnya aturan tersebut menimbulkan persoalan baru di daerah," tegas Siswadi.
Siswadi menilai kebijakan pembatasan BBM ini hanya merupakan siasat
pemerintah semata, yang akan menaikan lagi harga BBM, karena kemampuan
yang terbatas dari pemerintah untuk memberikan subsidi untuk BBM.
"Kalau mau niatnya menaikan BBM, langsung saja dinaikan tidak usah ada embel-embel lain," jelas Siswadi.
Menurut dia, implementasi penerapan aturan pembataan BBM tersebut
sulit ditafsirkan secara akal, terutama terkait kontrol dan pengawasan
untuk merealisasikan aturan tersebut.
"Masa setiap SPBU bakal dikasih pengawasan dari aparat untuk
mengontrol pembatasan BBM karena kesannya pasti lucu, sementara banyak
tugas dari aparatur yang belum terselesaikan dengan sempurna," ungkap
Siswadi.
Dia mengharapkan kebijakan pusat tersebut bisa dikaji ulang,
mengingat efesiensi dan formulasi untuk melaksanakan aturan tersebut
yang masih mengambang.
"Kalau memang semua perangkatnya mendukung tidak menjadi soal,
dengan catatan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat terutama di
daerah," tegas Siswadi mengakhiri. (*)
Aturan Pembatasan BBM Hendaknya Disesuaikan Kondisi Daerah
Kamis, 5 Januari 2012 6:12 WIB