Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak meminta Pemkot Balikpapan dan Pemkot Samarinda segera memeriksa sambungan-sambungan listrik di rumah-rumah warga sebagai bentuk pencegahan terhadap bahaya kebakaran.
"Kan ada dana PNPM Perkotaan, gunakan itu untuk membiayai program ini," kata Gubernur Awang di Balikpapan, Kamis (15/12) malam di Pos Bantuan Kebakaran Kelurahan Damai, Balikpapan Selatan.
Gubernur Awang mengunjungi warga RT 15, RT 21, dan RT 22 yang rumahnya ludes terbakar sehari sebelumnya, Rabu (14/12) dinihari.
Sebanyak 1.197 warga kehilangan tempat tinggal setelah 208 rumah hangus. Turut terbakar SMK Pertiwi yang memiliki siswa 232 orang.
PNPM yang dimaksud Gubernur Awang adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan, program pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan di perkotaan dengan cara memberdayakan masyarakat melalui berbagai kegiatan ekonomi.
Balikpapan mendapat dana Rp2,7 miliar melalui program ini pada tahun 2011.
"Silakan rancang baik-baik. Bila dananya kurang, pemerintah provinsi siap mendukung," tegas Gubernur.
Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) Kaltim sendiri sudah pernah mengajukan ini kepada pemerintah-pemerintah kabupaten dan kota se Kalimantan Timur sebagai bentuk keprihatinan atas kerapnya terjadi musibah kebakaran gara-gara korsleting listrik.
"Karena yang berwenang memeriksa, dan kemudian menilai layak tidaknya, atau aman tidaknya suatu jaringan listrik adalah lembaga konsuil, yang juga melibatan PLN," kata Djengkar Sutono, pengurus AKLI Kaltim.
Satuan Reaksi Cepat
Selain meminta sambungan-sambungan listrik di rumah-rumah warga diperiksa, Gubernur Awang Faroek Ishak juga meminta dibentuk satuan reaksi cepat penanggulangan bencana.
Dari sekian banyak badan dan lembaga yang berkoordinasi menanggulangi bencana, diharapkan ada koordinasi dan prosedur yang diketahui dan dipahami bersama.
"Begitu terjadi bencana, apakah kebakaran, banjir, tanah longsor, segera ada koordinasi dan memutuskan apa saja yang harus dilakukan untuk meminimalisasikan jumlah korban, baik harta maupun jiwa. Dibuat prosedur tetap untuk menghadapi setiap bencana," kata Gubernur.
Seperti musibah runtuhnya jembatan Kartanegara, katanya, di sana yang dibutuhkan bukan pemadam kebakaran, tapi ternyata penyelam. "Nah kemana mencari penyelam, siapa yang dihubungi dan dimintai bantuan, itu semua yang terlibat harus tahu," kata Gubernur lagi.
Dalam kesempatan ini juga Gubernur Awang Faroek kembali meminta perusahaan-perusahaan yang berusaha di Kalimantan Timur bersungguh-sungguh menjalankan program Community Social Responsibility (CSR).
"Agar taraf hidup dan kapasitas sumber daya manusia kita meningkat sehingga bencana yang kerap ditimbulkan oleh kelalaian seperti kebakaran ini bisa kita perkecil terus kemungkinan terjadinya," kata Gubernur. (*)
Gubernur Meminta Sambungan Listrik Di Rumah Diperiksa
Jumat, 16 Desember 2011 4:16 WIB