Samarinda (Antaranews Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak memiliki keinginan bahwa Sungai Mahakam yang melintasi empat kabupaten/kota ini suatu saat bisa menjadi sungai terbersih di provinsi ini.
"Untuk menciptakan Sungai Mahakam bersih, perlu adanya komitmen bersama antara gubernur dengan bupati dan wali kota yang wilayahnya dilintasi Mahakam sehingga semuanya saling sinergi menciptakan sungai bersih," ujarnya di Samarinda, Selasa.
Ia mengatakan itu ketika memberikan sambutan dalam serah terima jabatan Wali Kota Samarinda yang sebelumnya diamanahkan kepada Zairin Zairin selaku pejabat sementara, diserahkan kepada Syaharie Jaang yang sebelumnya izin cuti karena mengikuti Pilgub Kaltim 2018-2023.
Komitmen yang perlu disepakati bersama dalam menciptakan Mahakam bersih antara lain larangan bagi warga membuang sampah ke sungai, setiap kapal yang melintas di Sungai Mahakam dilarang membuang oli bekas (tab) ke sungai.
Selain itu kapal yang melintasi Mahakam juga harus menyediakan tempat sampah, kemudian membuang sampah tersebut di tps. Pengelola kapal juga harus melarang penumpang dan awaknya membuang sampah ke sungai, namun harus membuang sampah ke tempat yang telah disediakan di kapal.
Apabila hal ini bisa disepakati oleh masing-masing kepala daerah di Kaltim, maka volume sampah yang mengapung maupun tenggelam di Mahakam akan berkurang, bahkan ke depan tidak ada lagi limbah maupun sampah.
Ia juga mengatakan bahwa dalam 30 tahun terakhir Sungai Mahakam tidak dilakukan pengerukan sehingga terjadi pendangkalan di sejumlah titik. Kondisi ini salah satunya kemudian pada kapal besar yang tidak bisa masuk karena dangkalnya sungai di dekat muara.
Khusus untuk Wali Kota Samarinda, ia berpesan bahwa banyak anak Sungai Mahakam yang perlu mendapat perhatian, di antaranya Sungai Karang Mumus (SKM) yang saat ini menjadi perbincangan banyak pihak untuk dijadikan sungai yang bersih.
"Jangan ada lagi warga membuang sampah dan limbah apapun ke SKM, jangan lagi membuang tinja ke sungai, MCK harus dibikin di darat, bukan di sungai. Sungai harus bersih agar airnya bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan," ujar Awang Faroek. (*)