Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim hampir setiap mengawasi kegiatan penumpang perahu bermotor di dermaga penyeberangan tradisional, sejak tragedi ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara, 26 November 2011.
"Pengawasan untuk mengantisipasi terjadinya kapasitas penumpang dan kendaraan roda dua yang berlebihan yang diangkut oleh perahu penyeberangan," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Kartanegara Otoy Usman di Tenggarong, Kukar, Selasa.
Perahu penyeberangan tradisional yang menghubungkan Kelurahan Baru Kecamatan Tenggarong dengan Desa Parigi, Kecamatan Tenggarong Seberang kini menjadi pilihan efektif dan efesien bagi masyarakat di Kota Tenggarong untuk menuju Kecamatan Tenggarong Seberang dan Samarinda atau sebaliknya.
Masyarakat menilai sarana penyeberangan tradisional tersebut merupakan yang tercepat, dibandingkan jalur darat yaitu melalui Kecamatan Loa Kulu dan Loa Janan, setelah runtuhnya Jembatan Kartanegara.
Akibatnya, kata dia, sering terjadi antrean panjang para penumpang, khususnya pengendara sepeda motor.
Pihaknya berharap agar lonjakan penumpang tidak dimanfaatkan secara berlebihan oleh para pemilik penyeberangan untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya, apalagi dengan menaikkan penumpang sampai melebihi kapasitas atau kemampuan perahu.
Dishub Kukar mengingatkan agar pemilik perahu juga memikirkan keselamatan para penumpangnya.
Tentang menjaga keselamatan para penumpang itu, kata otoy, Dishub telah membuat surat edaran kepada para pemilik perahu penyeberangan, untuk menjaga keselamatan para penumpangnya, dengan tidak menaikkan penumpang melebihi kapasitas perahu.
Selain membuat surat edaran Dishub Kukar juga telah memberikan bantuan alat keselamatan berupa jaket pelampung kepada perahu penyeberangan tersebut, di mana setiap perahu masing-masing menerima 10 buah jaket pelampung.
Bantuan jaket pelampung yang diberikan dirasakannya masih sangat kurang, untuk itu ia berharap para pemilik perahu dapat menyediakan atau menambah sendiri pelampung keselamatan tersebut, demi keselamatan para penumpangnya.a
Otoy mengatakan, para petugaacs dari Dishub yang ada dilapangan akan terus mengawasi dan mengatur jumlah kendaraan yang diseberangkan. "Mereka bekerja setiap hari dari pukul 06.00-18.00 wita,? ujarnya.
Pemilik perahu mengenakan ongkos sebesar Rp3.000 untuk setiap sepeda motor berikut penumpangnya untuk sekali penyeberangan. Sedangkan untuk penyeberangan mobil masih berjarak sekitar 2 km dari lokasi penyeberangan motor. (*)