Tenggarong (ANTARA Kaltim News) - Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kutai Kartanegara, Otoy Usman, mengatakan, dermaga darurat sementara yang dibangun sebagai tempat bersandar dua kapal feri bantuan pemerintah diharapkan selesai dalam dua atau tiga hari ke depan.
"Pembangunan dermaga darurat sedang dilakukan. Dalam dua atau tiga hari ini saya harapkan sudah bisa selesai," kata Otoy Usman di lokasi Jembatan Kartanegara yang runtuh di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Senin.
Menurut dia, aparat TNI dari Kodim 0906/Tenggarong yang bertugas mengerjakan pembangunan dermaga darurat sedang berupaya menyelesaikan pekerjaan tersebut, sesuai permintaan Menko Kesra Agung Laksono dalam kunjungannya ke Tenggarong, Minggu (4/12).
Dalam kunjungannya yang kedua kalinya ke Tenggarong, Menko Kesra meminta semua upaya evakuasi dan pemulihan perekonomian rakyat agar dipercepat termasuk pembangunan dermaga darurat yang akan digunakan sebagai tempat bersandar dua kapal feri bantuan pemerintah yang akan menjadi sarana transportasi penyeberangan masyarakat, setelah jembatan runtuh.
Otoy Usman mengatakan, meskipun dikatakan dermaga darurat, pihaknya berusaha membangun dermaga itu sekuat mungkin guna menghindari adanya korban akibat kecelakaan karena dermaga yang tidak kuat.
Dermaga sementara itu dibuat dari bahan kayu ulin dan susunan ponton, yang menelan dana sekitar Rp160 juta.
Sedangkan dermaga permanen, kata Otoy Usman, rencananya akan dibangun tidak jauh dari dermaga darurat, namun pembangunannya masih belum diketahui karena masih menunggu sinkronisasi soal anggaran.
Sementara itu, dari dua kapal feri bantuan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan , satu di antaranya yakni KMP Bili.
"Sedangkan satu lagi (KMP Papuyu) akan tiba di Tenggarong setelah dermaga darurat selesai dibangun," ujar Otoy Usman.
Ia menambahkan, para penumpang yang ingin menyeberang dari Tenggarong ke Tenggarong Seberang dan sebaliknya menggunakan kapal feri akan digratiskan selama masa tanggap darurat.
Namun, katanya, setelah itu pihak Pemkab Tenggarong berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait akan menentukan besaran tarif kapal feri penyeberangan.
Kapal feri KMP Bili berkapasitas 200 penumpang, 100 sepeda motor dan 25 mobil.
"KMP Bili akan dibatasi hingga kendaraan roda empat, sedangkan kendaraan roda empat ke atas, seperti truk akan ditampung di KMP Papuyu yang berukuran lebih besar," katanya.(*)