Jakarta (Antaranews) - Hingga pukul 12.00 WIB telah terjadi 104 kali gempa susulan pascagempa bumi 6,4 SR yang mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu pagi.
"Karena itu, kami meminta masyarakat untuk tetap waspada, namun tetap tenang dan jangan panik," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan, gempa bumi susulan yang kekuatannya terbesar yaitu 5,3 SR dan kekuatannya semakin mengecil. Gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita bohong yang menyebar pascagempa.
Hingga saat ini, kata dia, BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta.
"Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoax, BMKG melalui akun Twitter @InfoBMKG akan terus menginformasikan perkembangan gempa," tuturnya.
Seperti diketahui, gempa bumi tektonik mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa Minggu (29/7) dengan kekuatan 6,4 SR. Gempa yang terjadi sekitar pukul 05.47 WIB tersebut terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.
Hingga Minggu siang, tercatat 10 orang meninggal dunia, 40 orang luka-luka dan sedikitnya 300 rumah rusak. (*)
104 kali gempa susulan terjadi di NTB
Minggu, 29 Juli 2018 15:49 WIB