Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan terus melakukan pemantauan dan edukasi kesiapsiagaan kepada warga di wilayah pesisir Kalimantan Timur (Kaltim) usai diguncang 19 kali gempa tektonik dangkal.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa pemantauan dan edukasi kesiapsiagaan tersebut dilakukan oleh BPBD Berau di bawah asesmen pimpinan BNPB dan Pemerintah Kabupaten Berau.
“Upaya itu masih terus dilakukan untuk memastikan keamanan kondisi masyarakat. Bangunan yang rusak harus segera diperiksa lebih lanjut oleh pihak berwenang,” kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Dia mengungkapkan, gempa utama terjadi pada Ahad (15/9) pukul 21.08 Wita dengan kekuatan 5,6 magnitudo.
Titik episenter gempa terletak pada koordinat 1,30° LU ; 118,46° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 147 kilometer Tenggara Berau, Kalimantan Timur pada kedalaman 11 kilometer.
Baca juga: BMKG catat 19 kali gempa susulan di Berau
Tim Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mencatat sampai dengan Senin pukul 08.00 Wita telah terjadi sebanyak 19 kali gempa susulan di area tersebut dengan kekuatan 4,2 magnitudo hingga terkecil 2,8 magnitudo. Rangkaian gempa ini diperkirakan terkait dengan aktivitas sesar aktif sesar Sangkulirang – Mangkaliat di wilayah Berau.
Berdasarkan laporan yang diterima BNPB, rentetan gempa yang dirasakan selama 2 hingga 3 detik itu menyebabkan kepanikan di kalangan warga hingga berlarian keluar rumah untuk mencari tempat yang aman.
Bahkan, ia menyebutkan, beberapa warga di Pesisir Pantai Batu Putih, Berau mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sebagai langkah antisipasi gempa susulan dan potensi tsunami, meskipun BMKG telah mengonfirmasi bahwa gempa ini tidak menimbulkan potensi tsunami.
“Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa,” ujar Abdul Muhari.*
Baca juga: Kaltim diguncang Gempa M 5,6 akibat sesar Mangkalihat Berau