Samarinda (Antaranews Kaltim) - KONI Kalimantan Timur mulai melakukan pemetaan kekuatan peserta PON 2020 Papua demi mempertahankan target lima besar.
Ketua KONI Kalimantan Timur, Zuhdi Yahya di Samarinda, Kamis, mengatakan bahwa pada PON yang dilaksanakan di Provinsi Papua tersebut, pihaknya berharap bisa mempertahankan target lima besar sekaligus menjadi kontestan terbaik di luar pulau Jawa.
Ia mengatakan target lima besar bisa dipertahankan oleh tim Kaltim dalam tiga kali PON terakhir, yakni PON 2008 di Kaltim dengan peringkat tiga, PON 2012 di Riau dengan peringkat lima dan terakhir pada PON 2016 di Jawa Barat juga dengan peringkat lima.
" Sudah pasti target lima besar tersebut harus bisa kita pertahankan, syukur- syukur bisa berpretasi lebih baik lagi," jelasnya.
Ia mengakui untuk memuluskan target 5 besar di PON 2020 tersebut tidaklah mudah, mengingat dominasi kekuatan atlet dari Pulau Jawa masih sulit untuk digeser.
Ditambah lagi, sejumlah provinsi di luar pulau Jawa terus melakukan pembenahan baik dari segi infrastruktur sarana latihan maupun terobosan program latihan di luar daerah.
Hal yang patut diwaspadai lainya adalah tuan rumah Papua juga mengusung target 3 besar nasional.
"Kondisi ini harus kita hadapi, sehingga harus ada strategi yang akan disiapkan. Kalau kemarin 38 cabor sudah ada bayangannya, sekarang ditambah 10 cabor menjadi 48 cabang olahraga yang akan dipertandingkan di PON Papua, harus dilakukan kajian ulang," jelasnya.
Zuhdi mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu SK resmi penambahan cabang olahraga tersebut.
" Setelah semuanya resmi baru kita dalami bagaimana kekuatan kita dan lawan, baru mulai kita petakan," kata Zuhdi.
Menurut Zuhdi, perlunya segera memetakan cabang dan kekuatan daerah, agar KONI Kaltim bisa segera membuat program kerja untuk PON
Ia berharap adanya peningkatan prestasi dari cabang yang sebelumnya gagal mempersembahkan medali emas.
"Seperti misalnya cabang muaythai, setiap kejurnas selalu menjadi juara umum. Tetapi terakhir mereka menurun, ini akan kita petakan, dengan evaluasi dan dipantau terus bagaimana perkembangannya. Termasuk semua cabor akan kami monitor. Termasuk dengan pendukungnya, kalau tidak ya akan kesulitan," tegas Zuhdi. (*)