Samarinda (ANTARA Kaltim) - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim 2017 menghadapi tantangan yang lebih berat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Karena diprediksi pertumbuhan ekonomi 2017 Kaltim masih negatif. Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim, menyampaikan informasi bahwa Provinsi Kaltim dan Kaltara, menghasilkan pertumbuhan ekonomi di kisaran minus 0,3 sampai 0,1 persen.
Apabila dihitung secara terpisah, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kaltara tahun depan diprediksi positif, sementara Kaltim diprediksi masih negatif, namun diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kaltim lebih baik jika dibandingkan tahun ini. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Kaltim berkisar minus 0,8 sampai 0,9 persen.
Hal tersebut, disampaikan juru bicara PDIP DPRD Kaltim Veridiana Huraq Wang. Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi negatif ini terjadi karena struktur pembentuk ekonomi Kaltim masih sangat didominasi sektor minerba, dengan porsi mencapai 44 persen.
"Sektor minerba kemudian mengalami penurunan produksi maupun harga. Sementara sektor pertanian dalam arti luas yang tersebar dipelosok daerah pedesaan peranannya hanya 7,8 persen. Ini yang perlu dievaluasi bersama,"tutur Veridiana disela-sela rapat paripurna DPRD Kaltim beberapa waktu lalu.
Veridiana, menambahkan untuk menjaga kinerja pendapatan Kaltim kedepan, FPDI-P menyampaikan usulan yakni Pemprov harus segera merumuskan dan melaksanakan kebijakan strategis yang mendorong usaha di sektor-sektor selain tambang sebagai penggerak ekonomi yang memiliki peluang menjadi penyumbang pajak daerah di Kaltim.
Pemerintah perlu melaksanakan kebijakan strategis untuk membenahi BUMD, untuk mendorong kinerja BUMD melalui peningkatan sumbangan PAD yang signifikan dan konsisten, serta sebagai agen pembangunan perekonomian yang dirasakan manfaatnya oleh mayoritas masyarakat di daerah.
"Pemerintah harus segera merumuskan dan melaksanakan kebijakan strategis untuk mengoptimalkan pemanfaatan Aset Daerah untuk meningkatkan PAD. Disamping itu perlu menjalankan program dan kegiatanintensifikasi dan ekstensifikasi secara konsisten untuk menjaga proporsi realisasi komponen-komponen PAD mendekati potensi yang dihitung," ucapnya.
Politikus asal PDIP itu menyebutkan terkait belanja tahun anggaran 2017, FPDI-P menyampaikan usulan antara lain, TAPD dan Badan Anggaran DPRD harus menyusun sekenario perkiraan pendapatan pesimistis, moderat dan optimistis, sebagai dasar penentuan alokasi dan plafon anggaran untuk Program dan Kegiatan pada masing-masing SKPD.
TAPD dan Badan Anggaran DPRD harus menyusun atau membuat simulasi alternatif program dan kegiatan prioritas dengan matang pada tiap kondisi yang dihadapi, serta plafon anggaran dengan sekenario pendapatan pesimistis, moderat dan optimistis.(Humas DPRD Kaltim/adv)