Samarinda (ANTARA Kaltim) - Nilai ekspor aneka komoditas dari Provinsi Kalimantan Timur ke sejumlah negara tujuan pada periode Januari-Juli 2016 mencapai 7,64 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp95,5 triliun jika rata-rata 1 dolar sama dengan Rp12.500.
"Nilai ekspor sebanyak itu diperoleh dari penjualan minyak dan gas (migas) sebesar 2,27 miliar dolar dan ekspor non migas yang di dalamnya ada batu bara dengan nilai 5,36 miliar dolar," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim M Habibullah di Samarinda, Selasa.
Sektor migas yang diekspor sebesar itu terdiri dari minyak mentah senilai 568,63 juta dolar, hasil minyak senilai 83,9 juta dolar dan ekspor gas senilai 1,62 miliar dolar.
Sedangkan untuk non migas antara lain batu bara beserta penggalian sebesar 4,62 miliar dolar, bahan kimia anorganik 200 juta dolar, pupuk 146 juta dolar, kayu dan barang dari kayu maupun arang senilai 176 juta dolar, lemak dan minyak hewani atau nabati senilai 159,2 juta dolar.
Kemudian ekspor reaktor nuklir, ketel, mesin dan peralatan mekanis senilai 14,78 juta dolar, bahan kimia organik 28 juta dolar, instrumen dan aparatus optis, fotografi, sinematografi, presisi medis dan bedah 5,12 juta dolar dan ekspor kendaraan selain yang bergerak di atas rel kereta api senilai 2,2 juta dolar.
Negara tujuan ekspor dari Kaltim untuk migas pada periode Januari-Juli 2016 antara lain ke Jepang senilai 1 miliar dolar, ke Taiwan senilai 436 juta dolar, ke Korea Selatan 259 juta dolar, ke Thailand 99 juta dolar, dan ekspor ke Singapura senilai 232 juta dolar.
Sedangkan ekspor non migas antara lain ke Tiongkok senilai 1 miliar dolar, ke India 1,2 miliar dolar, ke Jepang 736 juta dolar, ke Korea Selatan 596 juta dolar, ke Taiwan 401 juta dolar, ke Philipina 310 juta dolar, ke Malaysia 267juta dolar, dan ekspor ke Hongkong senilai 116 juta dolar.
"Ekspor migas maupun non migas dari Kaltim di periode ini apabila dibandingkan dengan ekspor dalam periode yang sama tahun 2015, maka terjadi penurunan 29,24 persen karena nilai ekspor Kaltim pada Januari-Juli 2015 sebesar 10,79 miliar dolar AS," ujar Habibullah menegaskan. (*)