Penajam (ANTARA Kaltim) - Kerusakan pada dua mesin pembangkit di PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel) Girimukti menyebabkan produksi listrik PLN Unit Petung, Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami penurunan.
"Dua mesin pembangkit listrik rusak sehingga berpengaruh pada produksi listrik yang semakin menurun," kata Manajer PLN Unit Petung, Kabupaten Penajam Paser Utara, Usman saat dihubungi di Penajam, Selasa.
"Pemadaman akan sering dilakukan karena adanya gangguan pada dua mesin pembangkit yang mengakibatkan terjadinya defisit listrik," ujarnya.
Sebelum dua mesin pembangkit listrik tersebut mengalami kerusakan, kata Usman, produksi listrik mencapai 14.900 kilowatt, namun kini hanya mampu memproduksi sekitar 13.400 kilowatt atau terjadi penurunan 1.500 kilowatt.
Beban puncak pemakaian listrik pada malam hari hampir sama besar daya listrik yang dihasilkan, sehingga ada potensi terjadi kekurangan daya, katanya.
"Saat ini, kami masih melakukan `overhaul` atau perbaikan mesin secara besar terhadap dua mesin pembangkit itu, sehingga pemadaman listrik kemungkinan masih sering terjadi hingga pertengahan Februari 2016," ujar Usman.
Namun, daya listrik sekitar 14.900 kilowatt tersebut lanjut dia, masih kurang untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Penajam Paser Utara, sehingga PLN Area Balikpapan menyiapkan dua mesin pembangkit untuk PLN unit Petung.
"Kami berharap, mesin pembangkit listrik yang ditargetkan dapat dioperasikan pada Maret 2016 dan mampu memasok listrik sekitar 3,4 megawatt," ujarnya.
Selama ini, warga Kabupaten Penajam Paser Utara mengeluhkan kerap terjadinya pemadaman listrik di daerah itu.
Salah seorang warga Kelurahan Lawe-Lawe Adi menilai, PLN kurang serius menyelesaikan permasalahan kekurangan daya listrik di daerah itu.
"Dari tahun ke tahun, pelayanan PLN tidak ada peningkatan bahkan saat ini, tiga hari bahkan dua hari sekali listrik padam dengan intensitas pemadaman listrik lima hingga enam jam per hari," kata Adi.
Pemadaman listrik yang kerap dilakukan PLN Unit Petung pada malam hari tersebut tambah Adi, membuat anak-anak terpaksa belajar dengan menggunakan lilin.
"Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Pemadaman listrik tersebut kami alami selama bertahun-tahun karena tidak ada upaya atau solusi dari pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan listrik tersebut," ujar Adi. (*)