Samarinda(ANTARA Kaltim) – Evaluasi ketahanan pangan dan kemisknan di Kaltim pada 2015 menunjukkan hasil cukup baik. Apalagi kalau dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.
Hal tersebut tergambar dari tingkat kemiskinan yang rendah atau mencapai 6,23 persen jika dibandingkan tingkat nasional sebesar 11,22 persen.
Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Kaltim H Fuad Asaddin, rendahnya tingkat kemiskinan di Kaltim berimplikasi (akibat langsung atau efek ) pada kemampuan masyarakat mengakses pangan yang lebih baik utamanya kemampuan daya beli.
“Ada kaitan yang sangat erat antara kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi,†kata Fuad Asaddin.
Apabila pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi dapat dilakukan lanjutnya, maka dapat menurunkan kemiskinan secara nyata. Sebab, mampu menurunkan biaya kesehatan, bantuan sosial dan penyediaan beras miskin.
Selain itu, meningkatkan pemenuhan pangan dan gizi maka mampu meningkatkan daya tahan dan daya saing bangsa. Namun, ketahanan pangan Kaltim belum berbasis pada dukungan ketersediaan lokal.
Hal tersebut terjadi ujar Fuad, karena Kaltim masih termasuk daerah defisit beberapa komoditi tanaman pangan utama. Namun, untuk komoditi ubi kayu (singkong) ikan, daging unggas dan telur telah mandiri.
Dijelaskannya, pada 2015 penduduk miskin sekitar 212,89 ribu jiwa atau 6,23 persen dari jumlah penduduk Kaltim. Terjadi penurunan sebesar 0,08 persen (39,8 ribu jiwa) dari tahun sebelumnya yang mencapai 6,31 persen (252,68 ribu jiwa).
“Peranan pangan terhadap perkembangan kemiskinan di Kaltim sangat besar. Rata-rata 52 persen pengeluaran pendapatan masyarakat habis digunakan untuk pengeluaran keperluan pangan,†ungkap Fuad Asaddin. (Humas Prov Kaltim/yans/adv)
Ketahanan Pangan Turunkan Angka Kemiskinan
Selasa, 5 Januari 2016 22:04 WIB