Samarinda (ANTARA Kaltim) - Harapan warga Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akhinya terwujud setelah Jembatan Kartanegara secara resmi mulai dibuka untuk umum sejak Selasa, 8 Desember 2015.
Walaupun belum bisa digunakan secara total karena masih menunggu proses pembongkaran "temporary tower" atau tiang penyangga sementara yang masih terpasang di kedua sisi jembatan.
Namun, antusias dan wajah-wajah penuh harapan warga Kutai Kartanegara, tergambar jelas saat dilakukan uji beban statik dan dinamik Jembatan Kartanegara Tenggarong oleh tim ahli dari Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan Kementrian Pekerjaan Umum, yang dilaksanakan pada Senin, 30 November 2015.
"Saya ingin menjadi bagian sejarah sebagai saksi bahwa jembatan yang didambakan ini rampung dibuat dengan baik. Makanya, saat mendengar informasi bahwa hari ini (Senin) diuji, saya tertarik menyaksikannya," ujar Salah seorang warga Samarinda, Rudi yang mengaku bekerja di Tenggarong, ikut menyaksikan uji Jembatan Kartanegara.
Rudi yang terlihat sesekali mengabadikan gambar dengan telepon selulernya mengaku, dirinya tertarik melihat karena sangat rindu menyeberang sungai dengan jembatan lagi.
Ia menyatakan, sejak ambruknya jembatan yang lama empat tahun lalu, ia terpaksa pergi kerja menggunakan kapal feri penyeberangan.
"Kami berharap, jembatan ini lulus tes dengan baik dan segera dibuka untuk umum. Ini menjadi kebanggan dan kebahagiaan bagi kami," ucap Rudi.
Meski cuaca terik menyengat kulit, namun tidak menyurutkan warga menyaksikan uji beban statik dan dinamik Jembatan Kartanegara Tenggarong oleh tim ahli dari Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan Kementerian Pekerjaan Umum.
Bahkan, tidak sedikit warga yang membawa serta keluarga, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Sambil melihat truk yang bergerak berjejer diatas jalan jembatan, warga terlihat antusias menggelar tikar dan makan siang dari kudapan yang banyak dijajakan para pedagang di sekitar taman pedestrian, di bawah Jembatan Kartanegara.
Bahkan, sebelum dilakukan uji beban statik dan dinamik, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehoeddin II terlebih dahulu menggelar ritual adat "Tempong Tawar" atau doa keselamatan.
Prosesi adat dilakukan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehoeddin II, dengan cara menaburkan beras kuning dan santan, memohon keselamatan dan kelancaran uji beban statik dan dinamik Jembatan Kartanegara.
Tak kalah meriah dan semaraknya saat dilakukan "soft opening" uji coba penggunaan Jembatan Kartanegara atau penggunaan perdana untuk umum pada 8 Desember 2015.
Penjabat Bupati Kutai Kartanegara Chairil Anwar pada "soft opening" uji coba penggunaan Jembatan Kartanegara itu berharap, jembatan penghubung antara Tenggarong Kota dan Tenggarong Seberang serta Kota Samarinda itu diharapkan mampu membagkitkan kembali perekonomian di daerah itu.
"Selain mempermudah transportasi secara umum, jembatan ini mudah-mudahan menjadi semangat masyarakat di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk membangun daerah," tutur Chairil Anwar.
Ia berharap Jembatan Kartanegara dapat menjawab kebutuhan akan keterkaitan dan keseimbangan antarwilayah di Katim pada umumnya, sehingga bermanfaat secara ekonomi, sosial, budaya, geografis serta aspek kependudukan.
"Jembatan ini dapat mempertajam konektivitas Kutai Kartanegara dengan kabupaten/kota yang ada di Kaltim, khususnya jalur ke Samarinda segera kembali normal, dan menunjang pariwisata lokal serta meningkatkan efisiensi biaya transportasi," ujanya.
Pembukaan jembatan yang dibangun sejak 2013 itu juga bertepatan dengan peringatan 70 tahun Hari Bhakti Pekerjaan Umum yang mengusung tema "Bangun Infrastruktur Untuk Negeri".
"Terima kasih dan kami memberi penghargaan kepada semua pihak yang telah bekerja keras memberikan pengorbanan waktu dan tenaga, sehingga jembatan ini dapat berdiri kokoh seperti sekarang," imbuh Chairil.
Harapan dan antusias bukan hanya masyarakat tapi para pejabat terhadap jembatan penghubung tersebut terlihat saat pembukaan pemanfaatan jembatan yang ditandai konvoi kendaraan jajaran FKPD, kepala instansi di lingungan Pemkab Kutai Kartanegara, tokoh adat dan tokoh masyarakat, Patwal kepolisian, Patmor Satpol PP, Disbub, serta perkumpulan motor.
Konvoi itu juga diikuti masyarakat yang tampak antusias menggunakan jembatan baru, pengganti jembatan lama yang runtuh pada 26 November 2011 dan mengakibatkan puluhan korban jiwa.
Pada pembukaan tersebut, turut hadir Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HM Salehoeddin II, mantan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari dan sejumlah tokoh masyarakat.
Walaupun sudah dibuka untuk umum, namun ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pengguna jembatan, di antaranya berhenti di atas jembatan dan tidak boleh dilalui pejalan kaki.
Kendaraan berat seperti tronton atau trailer juga tidak diperbolehkan melewati jembatan hingga jembatan sudah diresmikan seutuhnya.
Pengganti Jembatan Ambruk
Jembatan Kartanegara menggunakan tipe baja pelengkung penerus atau "continous steel arch bridge" dengan total panjang 470 meter dan memiliki lebar lajur 7 meter yang merupakan standar jembatan kelas A, merupakan jembatan pengganti yang telah ambruk pada 26 November 2011.
Setelah empat tahun warga menggunakan kapal feri penyeberangan, di penghujung 2015, harapan masyarakat bukan hanya di Kutai Kartanegara tetapi warga di Kota Samarinda, Kutai Barat serta berbagai daerah lainnya terwujud.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kutai Kartanegara Wisaksono Subagya, mengakui, pembangunan Jembatan Kartanegara tersebut dibiayai APBD dengan nilai Rp191 miliar.
Jembatan Kartanegara dibangun dengan struktur jenis "Continuous Arch Bridge" atau jembatan pelengkung menerus dengan rangka baja.
"Panjang jembatan keseluruhan mencapai 710 meter dengan bentang utama sepanjang 470 meter. Sedangkan lebar jembatan ini mencapai 10,45 meter, dengan lebar lajur lalu lintas 7 meter," paparnya.
Pondasi jembatan lanjutnya masih menggunakan pondasi lama, bekas jembatan Kartanegara yang masih tersisa.
"Namun, pondasinya ditambah dan diperkuat lagi dengan menambah beberapa tiang pancang baja," ungkap Wisaksono Subagya.
Direktur operasional PT HK (Hutama Karya), Soetanto berharap semua pihak tak perlu mengkhawatirkan konstruksi bangunan jembatan Kutai Kartanegara yang kembali dipercayakan kepada HK.
Ia memberi jaminan bahwa konstruksi jembatan Kutai Kartanegara yang kembali dibangun di bekas lokasi reruntuhan pada 26 November 2011 itu mampu bertahan sampai 100 tahun.
"Walau biaya pembangunan kembali Jembatan Kartanegara yang ditawarkan terbilang murah, hanya Rp 191 miliar atau lebih murah Rp100 miliar dari Pagu anggarannya, kami (PT HK) memberi jaminan bahwa konstruksi jembatan nanti akan mampu bertahan hingga 100 tahun ke depan," tukas Soetanto.
Peresmian pembangunan kembali Jembatan Kartanegara atau "Jembatan Kartanegara II" tersebut dilakukan Gubernur Kaltim, H Awang Faroek Ishak dengan didahului pembacaan doa bersama untuk keselamatan.
Setelah itu, dilakukan penebaran beras kuning oleh Sultan Kutai, Aji Salehuddin 2, di sekitar lokasi bekas reruntuhan jembatan tersebut.
Meski tipe bangunannya terbilang sama dengan jembatan sebelumnya, namun menurut Soetanto menggunakan struktur rangka "welded beam sm 490 yb" dengan mutu strad = a416-270 dan mo9d elastis (e)=210000 mpa, jembatan yang baru ini menggunakan tipe "arch bridge" atau baja menerus.
Struktur jembatan itu juga kata dia, telah dilakukan pengujian pemodelan struktur dan telah mendapatkan pengesahan dari Dirjen Bina Teknik Kementerian PU di Jakarta.
"Kami jamin sepenuhnya dengan pengawasan yang ketat, jembatan yang dibangun ini akan mampu bertahan hingga 100 tahun," ujar Soetanto.
Sedang terkait harga pembangunan yang terbilang murah, ia mengaku telah mengajak beberapa petugas Pekerjaan Umum untuk mengecek langsung ke pabriknya, dan hasilnya semua barang yang ada memiliki kualitas yang baik.
Sementara, salah seorang warga Kutai Kartanegara Wahyudi mengatakan, masih trauma atas tragedi ambuknya JembatanKartanegara pada 26 November 2011.
Akibat runtuhnya Jembatan Kartanegara tersebut, 24 orang dinyatakan meninggal, 12 lainnya hilang serta puluhan lainnya sempat dirawat di RSUD AM Parikesit, Tenggarong.
Meski begitu Wahyudi mengaku mengaku bersyukur karena Jembatan Kartanegara kini berdiri kembali.
"Harapan masyarakat Kutai Kartanegara kembali terwujud setelah jembatan ini selesai. Kami berharap, jembatan tersebut kokoh sehingga tidak ada lagi tragedi seperti empat tahun silam," tambah Wahyudi. (*)