Kutai Kartanegara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mulai pembangunan jembatan 915 meter dengan total anggaran Rp650 miliar di Kecamatan Sebulu.
"Proyek ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan infrastruktur dan pelayanan publik,” kata Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah dalam keterangan di Tenggarong, Senin.
Jembatan Sebulu tersebut akan menghubungkan wilayah Sebulu Modern dan Serbaya di Kecamatan Sebulu. Keberadaan jembatan ini diharapkan dapat memperlancar arus transportasi sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Menurut dia, keberadaan Jembatan Sebulu tersebut sebagai vital bagi masyarakat setempat.
Dia berharap, proyek ini dapat selesai tepat waktu sehingga manfaatnya bisa segera dirasakan masyarakat.
“Kalau dilihat, aktivitas penyeberangan di feri tradisional ini sangat tinggi. Itu menunjukkan bahwa arus orang dan barang sudah sangat meningkat di Kecamatan Sebulu dan sekitarnya,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Kartanegara Wiyono mengatakan desain Jembatan Sebulu disamakan dengan Jembatan Kutai Kartanegara, sehingga dapat memperoleh izin dan kajian yang cepat dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
Pembangunan jembatan ini merupakan implementasi misi ke-4 Kukar (Kutai Kartanegara) Idaman, yakni meningkatkan infrastruktur dasar dan konektivitas wilayah. Jembatan ini merupakan idaman masyarakat Sebulu dan masyarakat wilayah hulu Kutai Kartanegara.
“Jembatan ini tak hanya menghubungkan wilayah hulu Kukar tapi juga menghubungkan akses Muara Bengkal Kutim (Kutai Timur), sehingga lebih cepat ke Samarinda,” ujarnya.
Total anggaran pembangunan Rp650 miliar, sedangkan pada 2024 dianggarkan sekitar Rp200 miliar.
Pada sisi jembatan di Sebulu Modern ada area rehat dilengkapi panggung pertunjukan, tempat kuliner, ekonomi kreatif, dan mushalla.
“Dengan harapan agar ekonomi masyarakat bergerak cepat,” ujarnya.
Ia juga mengatakan pengerjaan jembatan sementara ini masih difokuskan pada pembangunan jalan pendekat menuju jembatan.
Panjang jalan pendekat sekitar 2,8 kilometer dengan lebar sekitar 25 atau 30 meter. Sesuai dengan arahan Bupati Edi Damansyah, harapannya jembatan ini dapat segera beroperasi pada Desember 2025.
"Jadi mudah-mudahan tahun baru 2026 sudah dapat beroperasi untuk masyarakat,” ujar Wiyono.