Penajam Paser Utara (ANTARA) - Program bantuan pendidikan berupa Kartu Penajam Cerdas di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, berlanjut pada 2026, direncanakan menambah jumlah penerima manfaat dari program itu.
"Pemerintah kabupaten komitmen untuk pendidikan, dan terus melanjutkan program Kartu Penajam Cerdas," ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Singkerru ketika ditanya menyangkut program bantuan pendidikan itu di Penajam, Senin.
" Direncanakan perluasan penerima manfaat dari program itu pada 2026, agar dirasakan secara lebih merata oleh peserta didik," tambahnya.
Kartu Penajam Cerdas mulai dilaksanakan pada 2025, dengan penerima manfaat peserta didik baru, yakni murid kelas satu sekolah dasar (SD) dan kelas satu sekolah menengah pertama (SMP).
Kartu Penajam Cerdas berisikan saldo Rp600 ribu ditransfer langsung ke rekening masing-masing penerima manfaat untuk pemenuhan kebutuhan sekolah, seperti pembelian seragam dan alat perlengkapan belajar, sehingga dapat meringankan beban ekonomi orangtua.
"Tahun ini, penerima manfaat Kartu Penajam Cerdas 6.367 peserta didik baru yang tersebar di empat kecamatan dengan anggaran Rp3,8 miliar," jelasnya.
Pembahasan lebih lanjut program Kartu Penajam Cerdas dilakukan, lanjut dia, terkait rencana perluasan penyaluran Kartu Penajam Cerdas diperluas atau penerima manfaat ditambah.
Perluasan penerima manfaat program Kartu Penajam Cerdas tersebut peserta didik kelas satu hingga kelas enam SD, serta murid kelas satu hingga kelas tiga SMP.
"Tetapi, keputusan perluasan penerima manfaat masih menunggu hasil pembahasan kepala daerah dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD)," katanya.
Bertambahnya jumlah penerima manfaat program Kartu Penajam Cerdas, juga meningkatkan kebutuhan anggaran yang diproyeksikan mencapai lebih kurang Rp19 miliar.
Program Kartu Penajam Cerdas sebagai upaya meringankan beban orang tua peserta didik, dengan harapan tidak ada lagi anak usia sekolah di Kabupaten Penajam Paser Utara tidak menempuh pendidikan karena terkendala biaya, demikian Andi Singkerru.
