Samarinda (ANTARA Kaltim) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman dijadwalkan menyerahkan bantuan sebanyak 3.850 ekor sapi jenis Brahman Cross tahap pertama, dari total 10.050 sapi bantuan pusat yang dialokasikan untuk Provinsi Kalimantan Timur.
"Kedatangan sapi tahap pertama dari Australia pada 13 Oktober mendatang terdapat 3.850 ekor. Sebelum sapi didistribsukan kepada kelompok ternak, kami rencanakan dilakukan penyerahan oleh Mentan kepada Gubernur Kaltim," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Jumat.
Didampingi Kabid Budidaya dan Perbibitan, I Gusti Made Jaya Adhi, Dadang menuturkan proses karantina sapi di Balikpapan sekitar satu minggu.
Jika sapi tiba pada 13 Oktober, maka di antara tanggal 20-25 Oktober akan dilakukan penyarahan sapi dari Mentan kepada Gubernur Kaltim.
Selanjutnya, sapi-sapi tersebut oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak akan diserahkan kepada bupati dan wali kota secara simbolis.
Setelah dilakukan serah terima, kemudian tim yang telah ditunjuk melalui satuan kerja, akan mendistribusikan sapi-sapi tersebut kepada para kelompok ternak yang sebelumnya telah diverifikasi untuk menerima bantuan.
Para kelompok ternak yang siap mendapat bantuan tersebut di antaranya untuk mereka yang ada di Kabupaten Paser yang terdapat tiga kelompok penerima bantuan 90 ekor sapi, terdiri dari 10 pejantan dan 80 ekor sapi betina.
Kemudian Kabupaten Kutai Barat mendapat bantuan sebanyak 43 ekor sapi bibit untuk satu kelompok. Jumlah sebanyak 43 ekor itu terdiri dari enam ekor pejantan dan 37 ekor lainnya merupakan sapi betina.
Selanjutnya Kabupaten Berau terdapat dua kelompok ternak yang mendapat bantuan sebanyak 69 ekor sapi bibit, terdiri dari sembilan ekor sapi jantan dan selebihnya yang berjumlah 60 ekor merupakan sapi betina.
Untuk Kabupaten Kutai Timur terdapat tiga kelompok ternak yang mendapat bantuan 90 ekor sapi bibit, terdiri dari 10 ekor sapi jantan dan 80 ekor lebihnya merupakan sapi betina.
"Sapi yang dibantukan kepada kelompok ternak bukan hanya untuk program perbibitan, tetapi juga untuk pengembangan program lain, seperti integrasi sapi-sawit, integrasi sapi-lahan eks tambang, dan pola pengembangan kawasan ternak," katanya. (*)