Bontang (ANTARA Kaltim) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Kota Bontang, Kalimantan Timur, melakukan koordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum setempat terkait pendataan warga binaan yang memiliki hak pilih pada pemilihan kepada daerah serentak 9 Desember 2015.
Kepala Lapas Kelas III Bontang Tony Martono ketika dihubungi di Bontang, Jumat, mengatakan warga binaan yang menghuni lapas sejumlah 335 orang, tetapi hanya 185 orang yang dilaporkan ke KPU sebagai pemilih karena identitasnya tercatat sebagai warga daerah setempat.
"Penghuni sisanya dari luar Kota Bontang. Data warga binaan itu sudah kami laporkan kepada KPU Bontang, tapi akan terus kami perbarui karena kemungkinan ada warga binaan yang bebas atau baru masuk," katanya.
Selain data pemilih, lanjut Tony, pihaknya juga melakukan koordinasi soal mekanisme pemungutan suara saat pilkada nanti, terutama soal pendirian tempat pemungutan suara dan pengamanannya.
"Untuk pengamanan, kami akan turunkan sekitar 20 orang sipir yang bertugas mulai pemungutan hingga penghitungan suara," tambah Tony.
Ia menjamin seluruh petugas Lapas Bontang akan bersikap netral dan tidak mengarahkan warga binaan untuk mendukung calon tertentu pada Pilkada Bontang.
"Saya pastikan semua berjalan sesuai aturan dan marwah demokrasi. Tidak ada perintah atau intervensi kepada warga binaan untuk mendukung calon tertentu," tegasnya.
Komisioner KPU Kota Bontang Saparuddin mengatakan pihaknya akan mendirikan satu TPS khusus di lapas untuk melayani warga binaan menyalurkan hak pilih, sehingga total terdapat 274 TPS untuk pilkada mendatang.
Sementara untuk petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), KPU Bontang belum memutuskan mekenisme perekrutannya, apakah melibatkan sipir lapas atau warga di kelurahan tersebut.
"PKPU tidak mengatur mekanisme pemungutan suara dalam lapas. Jadi, kami belum memutuskan untuk mengangkat petugas KPPS dari internal lapas atau warga dari kelurahan di sekitar lapas," tambahnya.
Selain itu, lanjut Saparuddin, KPU Bontang juga telah meminta masing-masing tim pemenangan pasangan cawali-cawawali untuk melakukan sosialisasi dan kampanye di Lapas Bontang, sehingga warga binaan mengenai calon yang akan dipilih pada pilkada. (*)