Jakarta (ANTARA News) - Harapan, seekor badak jantan Sumatera yang lahir di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, akan dipulangkan ke Indonesia pada akhir September mendatang.
"Akhir September paling lambat diharapkan sudah dikirim ke Indonesia," kata Bambang Dahono Adji, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Senin.
Bambang mengatakan pemerintah bersikeras untuk tetap memulangkan Harapan ke Tanah Air, seperti halnya yang dilakukan pada Andalas, saudara jantan Harapan, yang dikembalikan ke Indonesia beberapa tahun lalu.
Menurut dia, diperkirakan Harapan akan mati jika tetap berada di Amerika Serikat lantaran ada dugaan satwa yang hampir punah itu terlalu banyak makan kadar besi di negeri Paman Sam.
"Harapan ini punya saudara betina bernama Suci, tapi sayangnya Suci sudah mati karena terlalu banyak makan makanan berkadar besi tinggi di sana. Makanya, kami ingin Harapn dipulangkan saja. Kalau pun mati juga akan lebih baik di Indonesia," katanya.
Bambang menambahkan, setibanya di Tanah Air, satwa berusia sembilan tahun itu akan ditempatkan di Way Kambas, Bandar Lampung, untuk dianalisis penyakitnya serta diupayakan untuk bisa dikembangbiakkan.
"Badak ini di atas delapan tahun sudah bisa dikawinkan, jadi akan ada ahli yang nantinya akan mencoba mengembangbiakkannya," katanya.
Menurut dia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang ikut membantu program pelestarian spesies tersebut, menyatakan rekomendasi untuk menerbitkan izin impor satwa itu sudah keluar.
"Tinggal tunggu import permit-nya. Dan yang menggembirakan adalah kita tidak dibebani biaya pengiriman atau pun biaya perawatan Harapan selama di sana," katanya.
Badak Sumatera merupakan salah satu spesies yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa.
Harapan sendiri merupakan satu-satunya badak Sumatera di Kebun Binatang Cincinnati setelah kematian Suci pada 2014.
Direktorat Jenderal KSDAE KLHK telah meminta bantuan tenaga ahli dari akademisi dan profesional untuk menganalisasi kondisi kesehatan Harapan.
Terlepas dari bagaimana pun kondisi kesehatan Harapan, pemerintah Indonesia menegaskam komitmen untuk tetap memulangkannya ke Tanah Air. (*)