Balikpapan (ANTARA) - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud memberi apresiasi atas komitmen perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Minyak, ternyata memberikan kontribusi dapat menyerap tenaga kerja lokal hingga 70 persen. Bahkan ada salah satu perusahaan yang menyerap tenaga kerja lokal melampaui target awal.
“Awalnya saya minta minimal 70 persen tenaga kerja lokal. Ternyata mereka sampaikan bahwa penggunaannya sudah lebih dari 80 persen. Ini tentu kabar baik,” kata Rahmad Mas'ud di Balikpapan, Kamis.
Menurutnya, capaian tersebut menjadi bukti bahwa industri di Balikpapan tidak hanya menghadirkan fasilitas produksi, tetapi juga membuka peluang bagi warga untuk berkontribusi dan mendapatkan manfaat ekonomi secara langsung. Pemerintah kota akan terus memantau perkembangan dan transisi operasional perusahaan agar tetap selaras dengan arah pembangunan industri daerah.
Di sisi lain, katanya, kembali menekankan dua syarat utama untuk menarik lebih banyak investor masuk ke Balikpapan, yakni keamanan dan kenyamanan kota.
“Para investor dan pengusaha akan datang kalau kota ini aman dan nyaman. Itu syarat utama,” ujar Rahmad. Di sisi pengusaha atau perusahaan, harus memenuhi persyaratan yang diwajibkan.
Dia berharap pengembangan kawasan industri di Balikpapan dapat terus memberikan nilai tambah bagi daerah. Baik dari sisi pendapatan maupun manfaat ekonomi bagi masyarakat.
“Kita ingin kawasan industri Balikpapan seperti Kawasan Industri Kariangau benar-benar memberikan manfaat dan menjadi penopang pertumbuhan kota ke depan,” katanya.
Rahmad menegaskan bahwa pemerintah kota juga berkomitmen menjaga iklim investasi yang sehat melalui penyederhanaan perizinan, pengawasan terpadu, serta fasilitasi komunikasi antara pelaku usaha dan masyarakat.
"Dengan pendekatan kolaboratif ini, Balikpapan diharapkan mampu memperkuat posisinya sebagai simpul industri strategis di Kalimantan," ucapnya.
Sebelumnya, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Pemkot Balikpapan, Adwar Skenda Putra menyebutkan bahwa Kota Balikpapan memiliki posisi strategis sebagai pusat industri di Kalimantan Timur karena didukung infrastruktur.
"Sektor industri pengolahan masih menjadi penopang utama perekonomian kota, dengan kontribusi lebih dari 47 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)," katanya.
Lanjutnya, struktur ekonomi kota juga bertumpu pada jasa dan logistik, dan mendorong perkembangan pusat industri dengan kemampuan mumpuni di bidang migas, manufaktur, perkapalan, hingga teknologi pendukung industri lainnya.
“Ini bukti bahwa Balikpapan memiliki ekosistem industri yang hidup, solid, dan terus berkembang,” papar Adwar.(Adv)
