Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur memperkuat peran Bunda Literasi sebagai motor penggerak minat dan budaya membaca masyarakat, hingga menyasar pada anak-anak yang tinggal di wilayah pedalaman dan perbatasan.
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Rudy Mas'ud di Samarinda, Senin, mengatakan kehadiran Bunda Literasi bagian penting dari strategi pemerintah untuk memperkuat budaya baca dan pengetahuan masyarakat pada era digital.
“PKK, Dekranasda, Bunda PAUD, TP Posyandu dan Bunda Literasi adalah garda terdepan pembangunan keluarga. Dari ruang keluarga, nilai karakter, kesehatan dan kecerdasan anak bangsa ditempa untuk mewujudkan 'Kaltim Berdaulat' dan Indonesia Emas 2045,” katanya saat mengukuhkan Syarifah Suraidah Harum sebagai Bunda Literasi Provinsi Kaltim di Pendopo Lamin Etam Kompleks Kantor Gubernur Kaltim.
Ia mengatakan gelar Bunda Literasi bukan sekadar penghormatan simbolis, melainkan amanah untuk menyalakan "obor pengetahuan" di seluruh penjuru daerah dengan sebutan "Benua Etam" itu.
“Bunda Literasi bukan hanya mengajarkan membaca, tapi menanamkan cara berpikir dan bertindak secara cerdas. Inilah peran nyata dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, turut dikukuhkan sembilan Bunda Literasi kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Mereka, yakni Nurlena (Kota Balikpapan), Dewi Yuliana (Penajam Paser Utara), Sinta Rosma Yenti (Kabupaten Paser), Andi Deezca Pravidhia Aulia (Kutai Kartanegara), Neni Moerniaeni (Kota Bontang), Sri Juniarsih Mas (Kabupaten Berau), Maria Christina Frederick Edwin (Kutai Barat), Siti Robiah (Kutai Timur), dan Angela Idang Belawan (Kabupaten Mahakam Ulu).
Ia berharap, para Bunda Literasi membawa semangat membaca hingga daerah terpencil dan menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak usia dini dan keluarga muda.
“Daerah yang jauh dari pusat pemerintahan justru memerlukan sosok penggerak yang mampu membawa perubahan. Saya yakin gerakan literasi akan tumbuh di seluruh pelosok Kaltim,” katanya.
Bunda Literasi Kaltim Syarifah Suraidah Harum menyampaikan komitmen menjadikan literasi sebagai gerakan kolektif yang dimulai dari rumah.
“Saya ingin setiap posyandu di kabupaten dan kota memiliki ruang baca. Literasi bukan hanya membaca teks, tapi memahami makna kehidupan dan membentuk keluarga yang berpengetahuan,” ujarnya.
Ia juga mendorong kolaborasi lintas sektor agar literasi tidak berhenti di kegiatan seremonial, tetapi hidup di tengah masyarakat.
“Dari keluarga yang literat, kita lahirkan generasi yang berpikir kritis dan berdaya saing,” ujarnya.
Acara pengukuhan ini juga dirangkai dengan pelantikan Ketua TP-PKK, Ketua Dekranasda, Bunda PAUD dan Ketua TP Posyandu Kabupaten Mahakam Ulu. Kegiatan ditutup dengan penandatanganan berita acara dan sesi foto bersama yang berlangsung hangat dan semangat, menggambarkan tekad bersama membangun Kalimantan Timur yang cerdas, literat, dan berdaya.
