Samarinda (ANTARA) - Pada usia 19 tahun, dia telah dipercaya menjadi mandor di salah satu anak perusahaan Astra Agro Lestari (AAL) untuk mengawasi perawatan kebun kelapa sawit. Dia adalah Noviska Miranti, perempuan kelahiran Musi Rawas, Sumatera Selatan, 24 November 2005.
Noviska bekerja di PT Sumber Kharisma Persada (SKP) yang merupakan anak usaha PT Astra Agro Lestari. Tugasnya adalah mandor rawat chemist.
Alumnus Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY-STIPER) itu tumbuh dalam lingkungan keluarga yang memiliki kebun sawit meskipun orang tua tidak punya pengalaman dalam industri perkebunan sawit.
"Saya ingin memahami bidang kelapa sawit lebih dalam. Itu alasan saya memilih jurusan Pembibitan Kelapa Sawit di AKPY-STIPER. Bagi saya, itu bukan sekadar pendidikan, tapi awal dari perjalanan karir saya," ungkapnya.
Perjalanan Noviska ke tahap profesional dimulai dari kampus yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan kelapa sawit, termasuk Astra Agro Lestari. Dia menjalani kerja magang pada rekrutmen tambahan setelah tidak lolos pada kesempatan pertama.
Ketika ditawari pilihan melanjutkan bekerja atau kembali ke kampung halaman, Noviska tanpa ragu memilih untuk terus meniti karir di industri sawit.
Sebagai Mandor Rawat Chemist, Noviska bertanggung jawab mengawasi dan mengoordinasikan perawatan tanaman kelapa sawit agar pertumbuhannya optimal.
Sebagai pemimpin dari tiga perempuan lain, dia mengawasi penyemprotan herbisida hingga memastikan pemupukan sesuai standard. Bukan hanya tanggung jawab terhadap produk, Noviska juga harus memastikan setiap pekerjaan timnya dilakukan secara aman, efektif, dan sesuai prosedur perusahaan.
Keselamatan kerja menjadi prioritas Noviska kepada timnya, seperti pemeriksaan kesehatan anggota sebelum bekerja. Jika terdapat anggota tim yang sakit atau memiliki tekanan darah tinggi, dia memastikan mereka mendapatkan perawatan medis sebelum kembali bertugas.
"Tidak ada pekerjaan yang lebih penting dari kesehatan para pekerja," ujarnya.
Selama menjadi pemimpin tim, Noviska tetap memperdalam ilmu perkebunan antara lain dengan memahami jenis-jenis dan fungsi herbisida. Sedangkan dalam ketrampilan manajerial, dia meningkatkan kemampuan komunikasi dan kepemimpinan.
Noviska mengaku kerja kerasnya sebagai mandor menjadi pembuktian perempuan muda dapat berkontribusi terhadap industri perkebunan.
Bantah stereotipe industri sawit hanya laki-laki
Pembuktian Noviska itu sekaligus menepis prasangka bahwa industri perkebunan sawit hanya untuk kaum laki-laki dan berusia dewasa.
"Siapapun bisa bekerja di industri ini, asalkan memiliki sikap yang baik dan konsisten dalam menjalankan tugasnya. Perempuan juga memiliki peran penting, terutama dalam hal pemeliharaan bibit, penyemprotan herbisida, dan pemupukan karena ketelitian yang kami miliki," ujarnya.
Meskipun menghadapi tantangan besar dalam lingkungan kerja yang masih didominasi laki-laki, Noviska tidak gentar. Dia percaya perempuan juga bisa menjadi pemimpin yang kompeten di perkebunan kelapa sawit.
"Sebagai mandor perempuan, saya menghadapi tantangan baik secara fisik, mental, dan budaya. Namun jika diberikan kesempatan yang sama, kami juga mampu menunjukkan perempuan mampu memimpin dan merawat perkebunan dengan baik," katanya.
Tantangan fisik yang dimaksud Noviska adalah kondisi perkebunan yang luas dan berbeda dengan perkejaan di kantor, apalagi saat cuaca tidak cerah.
Meski demikian, dia tetap berkomitmen untuk melanjutkan karir, bahkan setelah menikah dan memiliki anak nanti.
"Saya ingin tetap bekerja di industri sawit untuk stabilitas finansial, pengembangan karir, dan menjadi contoh bagi anak-anak saya," katanya dengan penuh keyakinan.
Menurut Ricky Oktavianus, Administratur PT SKP, industri perkebunan kelapa sawit sering kali dikaitkan dengan pekerjaan fisik yang identik dengan kaum laki-laki.
Namun, hal tersebut bukan berarti bahwa perempuan tidak bisa meraih prestasi dan menjadi pemimpin. Perempuan juga memiliki potensi serta keterampilan luar biasa untuk berkontribusi dalam sektor ini.
“Sebagai bentuk kepedulian terhadap keberagaman dan inklusivitas, Astra Agro berkomitmen untuk mendukung peran perempuan, termasuk membuka kesempatan bagi mereka untuk menjadi pemimpin,” kata Ricky.
Astra Agro, menurutnya, berpegang teguh pada prinsip hak asasi manusia dan kesetaraan gender, dengan fokus utama pada perlindungan perempuan dan anak. (Adv)