Samarinda (ANTARA Kaltim) - Tingkat konsumsi daging babi di Provinsi Kalimantan Timur termasuk tinggi dan pada 2013 mencapai 1.610,8 ton sehingga peternakan hewan itu berpeluang dikembangkan guna memenuhi permintaan warga non-Muslim.
"Meskipun mayoritas penduduk Kaltim Muslim, tetapi kebutuhan akan daging babi juga banyak untuk warga pedalaman dan perkotaan yang non-Muslim," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya di Samarinda, Selasa.
Konsumsi daging babi pada 2013 yang sebanyak 1.610 ton berasal dari sejumlah kabupaten maupun kota, seperti di Kota Samarinda tingkat konsumsinya yang paling banyak ketimbang daerah lain yang mencapai 406,6 ton.
Disusul tingkat konsumsi warga di Kabupaten Kutai Barat sebanyak 319,3 ton, konsumsi babi bagi warga di Kutai Timur sebanyak 186,4 ton, di Balikpapan sebanyak 138,8 ton, konsumsi di Tarakan sebanyak 137,9 ton, tingkat konsumsi di Berau terdapat 101 ton.
Kemudian tingkat konsumsi babi untuk warga di Kabupaten Bulungan sebanyak 56,7 ton, konsumsi di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 45,7 ton, di Kabupaten Nunukan sebanyak 45 ton, di Penajama Paser Utara sebanyak 14 ton, di Bontang 8,8 ton, di Tana Tidung 7.9 ton, dan di Kabupaten Paser hanya 0,2 ton.
Sedangkan untuk populasi babi di Kaltim dan Kaltara berdasarkan data hingga 2013 mencapai 91.722 ekor, dengan populasi terbanyak di Kabupaten Kutai Barat yang jumlahnya mencapai 33.554 ekor.
Berada di posisi kedua adalah populasi babi di Kabupaten Malinau sebanyak 12.802 ekor, populasi babi di Samarinda sebanyak 7.942 ekor.
Tingkat populasi babi di Samarinda lebih sedikit ketimbang daerah lain, sedangkan tingkat konsumsinya lebih banyak sehingga mau tidak mau pedagang daging babi di Samarinda harus medatangkan dari daerah lain.
Selanjutnya populasi babi di Kota Tarakan sebanyak 6.013 ekor, populasi di Bulungan sebanyak 6.599 ekor, populasi di Kutai Timur sebanyak 5.933 ekor, populasi di Nunukan sebanyak 3.845 ekor, dan populasi babi di Bontang terdapat 3.212 ekor. (*)