Balikpapan (ANTARA Kaltim0 - PT Pertamina (Persero) memulai program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas untuk kendaraan-kendaraan niaga.
"Kami mulai dari truk-truk tangki berukuran besar, yaitu mobil yang mengangkut BBM ke SPBU hingga 20 ton sekali jalan," kata Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina di Balikpapan, 27/10.
Hanung kemudian mendemonstrasikan pengisian gas ke truk tangki Pertamina di Terminal Pengisian BBM.
Sedang diujicoba juga program serupa untuk alat-alat berat di tambang PT Indominco di Bontang dan Berau Coal di Berau, dua daerah di utara Kalimantan Timur.
Di Depot Pengisian BBM di kawasan kilang yang dioperasikan Pertamina Unit Pemasaran (Marketing Operation Region, MOR) VI, itu kini ada terminal khusus pengisian LNG (liquified natural gas, gas alam cair), khusus untuk mobil-mobil yang sudah dipasangi konverter kit sehingga bisa menggunakan BBM gas selain solar.
"Dengan dual bahan bakar ini, kami bisa menghemat hingga Rp280 miliar biaya BBM per tahun," jelas Hanung. Nilai itu setara dengan 42.000 kilo liter solar non subsidi atau 3.500 kilo liter per bulan.
Jumlah penghematan itu bisa tercapai bila 2.100 unit mobil-mobil tangki Pertamina dan anak-anak perusahaanya seluruhnya berhasil dipasang konverter dan bisa menggunakan LNG bercampur solar.
Hanung menambahkan, bahwa pemakaian LNG sebagai bahan bakar merupakan bentuk dukungan nyata Pertamina atas upaya bauran energi nasional yang diputuskan Pemerintah dalam Perpres Nomor 05/2006.
Dari ujicoba Pertamina, dengan kombinasi 43 persen solar dan 57 persen gas, bisa dihemat sampai 14 persen dari biaya BBM hanya dengan solar saja. Dengan harga solar non subsidi yang kin mencapai Rp12.000 per liter, dan jumlah solar subsidi yang terus dikurangi, menggunakan gas sebagai campuran bahan bakar patut dipertimbangkan.
Pertamina memulai program ini dengan memasang konverter kit pada 5 truk tangki berkapasitas 20.000 liter atau 20 ton BBM. Sementara ini konverter yang digunakan adalah kualitas terbaik yang ada yang masih didatangkan dari Amerika Serikat. Harga satu set peralatan itu 22.000 dolar AS. Pertamina juga membangun sarana pengisian khusus LNG di Depot Pengisian BBM di Balikpapan tersebut.
"Ada juga konverter yang standar Asia, harganya 9.000 dolar AS per unitnya. USD 7.000 untuk tangkinya, dan USD 2.000 untuk selang, pipa, konverter yang terpasang di mesin, dan lain-lain," sebut Hanung.
Untuk kebutuhan gas mobil-mobil berkonverter itu, Pertamina bekerjasama dengan PT Badak NGL, dan menggandeng juga dua anak perusahaan Pertamina, PT Pertagas dan PT Nusantara Regas.(*)